WahanaNews.co, Jakarta – Hujan deras mengguyur kota Jakarta dan sekitarnya pada Rabu (2/7/2025) dari siang hari hingga malam.
Tingginya intensitas hujan mengakibatkan banjir di beberapa titik di wilayah kecamatan Ciracas kota Jakarta Timur. Salah satu titik banjir menggenangi wilayah jalan raya Centex gang Puskesmas Kelurahan Ciracas.
Baca Juga:
Ini 3 Dosa Besar di Lingkungan Pendidikan Indonesia, Apa Upaya Kemendikbudristek?
Pantauan wartawan, Kamis (3/7/2025), memasuki wilayah RT 011/RW 02 gang Puskesmas Kelurahan Ciracas terdapat bangunan gereja dengan nama Gereja Kristen Indonesia Bakal Jemaat (GKI Bajem) Ciracas. Salah satu bangunan yang tak luput terendam banjir hingga 50 cm.
Tak banyak orang tau, bahwasanya dari Gedung Puskesmas Kelurahan Ciracas, sekitar 200 meter masuk kedalam gang ada sebuah bangunan gereja yang sudah berdiri sejak tahun 1987. Saat ini anggota jemaatnya 280 jiwa.
Akses jalan untuk menjangkau GKI Bajem Ciracas yang berdiri ditanah seluas lebih kurang 270 m2 itu memang hanya sebuah gang kecil dengan lebar sekitar 1 meter yang hanya dapat di lintasi warga dengan jalan kaki atau kendaraan satu motor saja.
Baca Juga:
Menangkal Penyebaran Radikalisme, Tokoh Agama Diminta Gencarkan Dakwah Melalui Medsos
Menurut penuturan pengurus GKI Bajem Ciracas Pnt. Lazarus, lokasi tanah gereja dahulunya didapat dari hibah. Dibangun tahun 1985-1986 dan lahan disekitar gereja masih kosong dan persawahan.
“Sejak tahun 1990 an lokasi gereja semakin terhempit seiring masifnya pembangunan rumah warga, sekitar lokasi gereja” ucap Pnt. Lazarus.
Dalam perjalannanya, sejak berdiri, keberadaan GKI Bajem Ciracas tidak ada persoalan dengan warga sekitar, dan dapat melaksanakan ibadah dan kegiatan gereja setiap waktu.
“Keberadaan kami sejak tahu 1985 mendapat pengakuan dari Kawil Depatemen Agama Pemprov DKI Jakarta tidak pernah bersingungan dengan warga, hanya saja lokasi saat ini sudah tidak memungkimkan untuk di bangun,” tutur Pnt. Paskaria Sitinjak.
Pasalnya, selain sudah di apit pemukiman padat penduduk, akses masuk jalan utama sempit hanya sebuah gang lebar sekitar 1 meter dan sudah pasti langganan banjir tiap musim penghujan.
”Setiap hujan deras seperti kemarin, pasti gereja kita banjir. Karena memang lokasi gereja berada pada resapan air. Ibarat kuali, lokasi ini cangkoknya. Jadi air dari atas pasti mengucur ke gereja,” tambah Pnt. Sapto.
Foto Kiri: Kondisi banjir di dalam gereja setiap kali musim penghujan tiba. Lokasi sekarang mirip tempat penampungan luapan air. Foto Kanan: Kondisi gedung di dalam gereja setelah dibersihkan dari luapan air banjir. [WahanaNews.co/Alpredo Gultom]
Oleh karena tidak memungkimkan lagi untuk dikembangkan, GKI Bajem Ciracas dibawah pembinaan GKI Palsigunung dan pendampingan dari klasis sepakat untuk merelokasi ketempat yang lebih layak.
Pada tahun 2007 GKI Bajem Ciracas membeli lahan pertapakan gereja di Jalan Asem RT 03 RW 04 Kelurahan Kelapa Dua Wetan Kecamatan Ciracas sekitar 600 m2.
Sejak tahun 2010 tanah pertapakan di Jalan Asem mulai dibangun sambil mengumpulkan tanda tangan persetujuan dari warga sekitar untuk izin rumah ibadah, kemudian selesai dibangun tahun 2018 dengan nama Griya Ciracas dan berhasil mendapatkan 55 tanda tangan persetujuan dari warga.
Semenjak masa pandemi Covid-19 berakhir pemerintah kembali mengizinkan aktivitas beribadah. Namun karena kondisi bangunan di gang Pusakesmas Ciracas yang terus mengalami kebanjiran, GKI Bajem Ciracas untuk pertama kalinya melakukan ibadah di Griya Ciracas jalan Asem pada tanggal 26 Februari 2022.
Sayangnya aktivitas peribadatan di Griya Ciracas tidak berlangsung lama. Tepatnya pada tanggal 20 Maret 2023, pemerintah Kota Jakarta Timur melakukan penyegelan Griya Ciracas dengan dasar tidak sesuai IMB/PBG atau persetujuan bangunan gedung (PBG) dan tidak sesuai sertifikat layak fungsi (SLF) bangunan. Kegiatan beribadah juga dilarang sampai sekarang.
“Hingga sekarang IMB/PBG GKI Bajem Ciracas di jalan Asem kelurahan Kelapa Dua Wetan terkatung-katung. Niat kami, lokasi sekarang di gang Puskesmas Ciracas, jika kami bisa beribadah di jalan Asem, kami sudah siap menjualnya ke Pemda DK Jakarta untuk dijadikan lahan resapan air, mengurangi banjir disekitar lokasi,” tutup Pnt. Sapto.
[Redaktur: Alpredo Gultom]