WahanaNews.co | Salah satu tanaman serealia yang berpotensi besar untuk dikembangkan sebagai bahan pangan alternatif adalah hanjeli (Coix lacrymajobi L.).
Tanaman biji-bijian ini berasal dari ordo Glumifora dan famili Poaceae.
Baca Juga:
Menperin Dukung Upaya Menteri Pertanian untuk Serap Susu Dalam Negeri
Hanjeli dikenal pula dengan sebutan jali atau jali-jali di Indonesia. Tanaman hanjeli berbentuk rumpun setahun dengan batang yang tegak dan besar.
Tinggi batang dapat mencapai 1-3 m. Akar tanaman bersifat kasar dan sulit dicabut. Letak daunnya berseling dengan helaian berbentuk pita dan ukuran 1-5 cm.
Ujung daun hanjeli berbentuk runcing, pangkalnya memeluk batang, dan tepinya rata. Bunga akan keluar dari ketiak daun dan ujung percabangan. Bunga tersebut berbentuk bulir. Buahnya seperti buah batu dan berbentuk bulat lonjong.
Baca Juga:
Prabowo Tinjau Langsung Panen Padi di Merauke
Warna buah adalah putih atau biru-ungu dan berkulit keras saat sudah tua. Daerah asal hanjeli adalah Asia Timur dan Malaya, termasuk Indonesia sampai India Timur lalu menyebar ke Cina, Mesir, Jerman, Haiti, Hawai, Jepang, Panama, Serawak, Filipina, Taiwan, Amerika, dan Venezuela.
Tanaman hanjeli menyebar di berbagai ekosistem lahan pertanian, dari daerah kering hingga basah. Di Indonesia sendiri hanjeli dapat ditemukan di Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, dan Jawa. Budidaya tanaman hanjeli paling banyak dilakukan di Jawa Barat.
Beberapa wilayah yang melakukan budidaya hanjeli adalah Kabupaten Bandung, Cipokor, Gunung Halu, Kiara Payung, Rancakalong, Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, Sukabumi, Garut, Ciamis, dan Indramayu. Masyarakat di wilayah tersebut biasa membudidayakan hanjeli sebagai tanaman selingan secara sporadis.
Terdapat dua jenis buah hanjeli, buah yang keras dan lunak. Buah keras biasanya tertanam secara liar di alam bebas. Nama varietas ini adalah Lacryma-jobi.Varietas tersebut memiliki biji dengan cangkang keras berwarna putih dan berbentuk oval.
Masih jarang petani yang membudidayakan varietas ini. Meski demikian, beberapa petani membudidayakannya untuk pembuatan kerajinan. Biji-biji keras dari varietas ini biasanya digunakan untuk manik-manik pada kalung.
Sementara itu, beberapa petani membudidayakan jenis buah lunak. Jenis ini berasal dari varietas Mayuen. Sering kali buah dari jenis ini dikonsumsi sebagai bahan pangan. Hanjeli memiliki tekstur yang kenyal tetapi tidak lengket, berbeda dengan beras ketan yang lengket. Oleh karena itu, hanjeli berpotensi diolah menjadi alternatif makanan yang enak. Di Jawa Barat masyarakat biasa mengkonsumsinya sebagai bubur, tape, dodol, dan sebagainya.
Potensi lain dari pemanfaatan biji hanjeli adalah sebagai campuran beras atau digunakan sendiri sebagai nasi hanjeli, sebagai campuran makanan serealia lainnya, misalnya campuran havermut (oatmeal), bubur hanjeli peneman kolak dengan rasa manis seperti bubur kacang hijau. Difermentasi seperti tape ketan.
Selain sebagai sumber makanan pokok, hanjeli juga dapat digunakan sebagai obat. Hanjeli dipercaya berkhasiat sebagai peluruh air seni dan antitumor / antikanker. Zat aktif hanjeli yang bermanfaat sebagai obat adalah coixenolide.
Mengutip dari Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian, Selasa (31/1/2023), berikut tahapan budidaya hanjeli.
Syarat tumbuh
Tanaman jeli akan tumbuh dengan baik pada ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut. Tanah yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman ini yaitu tanah lempung berpasir atau tanah liat dengan pH 4,3 sampai 7,3.
Pemilihan benih
Benih dari varietas terbaik akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman ini. Maka dari itu, pastikan pilih benih yang tidak cacar, sehat, bernas, dan tidak ditemukan gejala serangan hama maupun penyakit.
Benih yang akan ditanam perlu ditambahkan dengan fungisida. Tujuannya agar tanaman terhindar dari serangan hama dan penyakit.
Persiapan lahan
Tahapan budidaya hanjeli berikutnya yaitu persiapan lahan dengan cara menggemburkan tanah. Setelah itu, tambahkan pupuk kandang atau bokashi sebagai pupuk dasar.
Berikutnya, buat bedengan ukuran 40 x 60 cm. Anda juga bisa memasang mulsa untuk menghambat pertumbuhan gulma dan menghemat biaya penyiangan.
Penanaman
Cara menanam hanjeli diawali dengan membuat lubang tanam dengan jarak 40 x 60 cm. Setelah itu, masukkan 2 hingga 3 benih per lubang tanam. Lalu, tutup lubang tanam dengan tanah.
Perawatan tanaman
Perawatan tanaman yang bisa dilakukan yaitu penyulaman, penyiraman, dan pemupukan. Penyulaman merupakan kegiatan mengganti tanaman yang tidak tumbuh atau pertumbuhannya tidak normal dengan bibit tanaman baru yang lebih baik.
Kegiatan penyulaman bisa dilakukan pada saat tanaman berumur 21 hingga 24 hari setelah tanam. Selain penyulaman, lakukan juga penyiraman di pagi atau siang hari.
Kemudian, lakukan juga pemupukan menggunakan pupuk NPK 2 kg/ha dan pupuk organik sebanyak 2 ton/ha. Pemberian pupuk bisa dilakukan saat tanam. Sementara itu, menjelang berbunga berikan pupuk susulan 100 kg/ha NPK.
Masa panen
Tanaman hanjeli mulai berbunga saat berumur 68 hingga 132 hari setelah tanam. Pemanenan bisa dilakukan saat biji hanjeli mulai matang, ditandai dengan biji yang mulai berisi, keras, dan warnanya putih mengkilap. Umumnya, tanaman ini bisa dipanen saat berumur 141 hingga 181 hari setelah tanam. [eta]