Brookhill memiliki kembaran, Istrouma, yakni kapal feri yang beroperasi di siang hari sementara Brookhill melakukan perjalanan malam.
"Pada 29 September 1915, terjadi badai besar, kedua kapal tenggelam karena bongkahan-bongkahan kayu gelondongan menabrak Brookhill," kata McGimsey.
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
Kapal itu tenggelam pada jarak 30 meter dari tempat berlabuh. McGimsey mengatakan sebuah perusahaan arkeologi telah melakukan beberapa penelitian tentang bangkai kapal itu.
"Pada tahun 1992, mereka melakukan beberapa penyelidikan terbatas dan dapat melihat potongan-potongan yang sangat kecil. Peneliti mencoba mendapatkan informasi tentang bagaimana itu dibangun dan umurnya," katanya.
"Saat itu, belum terlalu terekspos seperti sekarang. Sebagian besar masih terkubur dalam lumpur dan mereka harus melakukan banyak penggalian bahkan untuk melihat potongan-potongan kecilnya," imbuh dia.
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
Akibat peristiwa mengeringnya Sungai Mississippi ini, para arkeolog mengatakan, bagian bangkai kapal Brookhill yang tenggelam sudah ditemukan sekitar 90 persen. Bangkai kapal itu akan dipelajari lebih lanjut.
"Tidak ada dokumen jelas tentang pembuatan kapal, terutama kapal kayu. Hanya ada sedikit yang tersisa dan ini adalah contoh langka dari sekitar tahun 1900," katanya.
Sedikit informasi, The US Drought Monitor (USDM) menyatakan, lebih dari 55 persen wilayah Amerika Serikat yang berdekatan mengalami kekeringan. Kekeringan parah meliputi lebih dari 70 persen wilayah Arkansas dan hampir 40 persen wilayah Missouri.