WahanaNews.co, Jakarta - Dalam era perkembangan teknologi yang terus berlanjut, pembuatan video menjadi semakin sederhana dan maju.
Salah satu tren yang semakin populer adalah pemanfaatan teknologi deep learning untuk menciptakan video palsu yang disebut deepfake.
Baca Juga:
Kemendikdasmen Siapkan Generasi Emas Lewat Pelajaran AI dan Coding di SD
Deepfake adalah istilah yang merujuk pada teknik pemrosesan dan manipulasi video yang menggunakan Kecerdasan Buatan (AI) untuk menciptakan video atau rekaman audio yang sulit dibedakan dari materi aslinya.
Biasanya, teknik deepfake digunakan untuk mengganti wajah seseorang dalam video atau mengubah suara dalam rekaman audio. Cara ini dilakukan dengan memanfaatkan algoritma dan jaringan saraf tiruan yang mengambil sampel dari wajah atau suara asli, lalu menggunakannya untuk menggantikan wajah atau suara dalam video lain.
Keberadaan teknologi deepfake telah menimbulkan sejumlah permasalahan etika dan keamanan, terutama dalam hal penyebaran informasi palsu, pemalsuan video, dan pelanggaran privasi.
Baca Juga:
Bisa Jadi Saingan Google, Meta Kembangkan Mesin Pencari AI Sendiri
Deepfake sering digunakan untuk menciptakan video palsu yang menampilkan tokoh terkenal yang tampaknya mengaku melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak pernah mereka lakukan.
Meskipun deepfake juga bisa digunakan untuk hiburan, namun juga dapat menjadi alat untuk memanipulasi pandangan masyarakat.
Video deepfake memiliki kemiripan yang sangat dekat dengan video asli, sehingga seringkali membuat masyarakat terkecoh.