Dengan memahami tanda-tanda ini, kita dapat lebih berhati-hati dalam membedakan antara video asli dan video deepfake yang dapat meminimalkan risiko penipuan atau penyebaran informasi palsu.
Kadang-kadang, ada tanda-tanda yang menunjukkan ketidakcocokan, seperti pencahayaan yang salah atau tumpang tindih pada bagian wajah. Deepfake yang kurang canggih mungkin menghadapi masalah dengan tekstur kulit yang terlihat tidak alami, seperti perbedaan warna kulit yang tidak merata, retakan, atau pola yang tidak umum pada wajah yang mungkin tidak terlihat pada video asli.
Baca Juga:
Kemendikdasmen Siapkan Generasi Emas Lewat Pelajaran AI dan Coding di SD
Pencahayaan Tidak Sesuai
Pada video asli, cahaya biasanya menciptakan bayangan yang konsisten pada wajah seseorang. Dalam deepfake, ketidaksesuaian dalam pencahayaan wajah dapat menjadi tanda yang mencolok.
Misalnya, jika pencahayaan dalam deepfake tidak sesuai dengan lingkungan sekitar atau tidak menghasilkan bayangan yang konsisten, hal itu dapat menjadi indikasi yang mencurigakan.
Baca Juga:
Bisa Jadi Saingan Google, Meta Kembangkan Mesin Pencari AI Sendiri
Video deepfake mungkin juga tidak mampu mereproduksi kualitas pencahayaan secara akurat. Ini bisa membuat wajah dalam deepfake terlihat terlalu tajam atau terlalu kabur, yang biasanya tidak terjadi pada video asli.
Video deepfake juga bisa gagal dalam merepresentasikan refleksi cahaya yang realistis pada mata dan permukaan wajah. Refleksi yang terlalu kuat atau tidak sesuai dengan pencahayaan lingkungan dapat menjadi tanda ketidakbenaran.
Analisis Kualitas Audio
Audio juga bisa menjadi petunjuk yang penting. Periksa apakah suara terdengar alami atau aneh. Suara deepfake mungkin terdengar seperti suara robot, memiliki kesalahan dalam intonasi, atau memiliki vokal yang tidak wajar. Hal ini dapat menjadi indikasi yang kuat bahwa video tersebut adalah deepfake.