WahanaNews.co | Di tengah kabar aktivitas vulkanik sejumlah gunung berapi di
Indonesia, Gunung Ciremai yang menjulang tinggi di Provinsi Jawa Barat tetap
tenang dan gagah bersama sejumlah kisah mistis yang tersimpan di sana.
Gunung Ciremai merupakan gunung api stratovolcano yang secara administratif
berada di wilayah dua kabupaten, yakni Kuningan dan Majalengka.
Baca Juga:
Jejak Roda Besi di Kota Angin
Dengan ketinggian mencapai 3.078 meter
di atas permukaan laut (mdpl), Gunung Ciremai merupakan gunung tertinggi di
Provinsi Jabar.
Gunung Ciremai termasuk gunung berapi
kuarter aktif tipe A, yakni gunung berapi magmatik yang masih aktif sejak tahun
1600.
Selain itu, ia merupakan
gunung berapi soliter yang dipisahkan oleh zona sesar Cilacap-Kuningan dari
kelompok gunung berapi Jabar bagian timur.
Baca Juga:
Bikin Resah, Monyet Liar Berukuran Besar Masuk Pemukiman Warga di Majalengka
Kelompok gunung berapi tersebut
meliputi deretan Gunung Galunggung, Gunung Guntur, Gunung Papandayan, Gunung
Patuha, hingga Gunung Tangkubanparahu yang berada di zona Bandung.
Letusan Gunung Ciremai tercatat
terjadi sejak 1698 dan terakhir kali terjadi tahun 1837 dengan selang waktu
istirahat terpendek 3 tahun dan terpanjang 112 tahun.
Seperti layaknya gunung berapi
lainnya, gunung yang masuk ke dalam kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TMGC) seluas sekitar 15.000 hektare
itu memiliki pesona yang menjadi daya tarik para pendaki gunung.
Apalagi dengan ketinggian yang
menjulang, Gunung Ciremai menyuguhkah panorama alam yang memukau di bagian
puncaknya.
Namun, di balik aktivitas serta pesona
dan panorama alamnya, Gunung Ciremai juga menyimpan cerita yang hingga kini
masih dipercaya masyarakat sekitar, termasuk para pelaku supranatural, yakni
terkait keberadaan Nyi Pelet atau Nini Pelet.
Dari cerita yang beredar di kalangan
masyarakat sekitar Gunung Ciremai, Nyi Pelet digambarkan sebagai siluman
penguasa dan penghuni Gunung Ciremai.
Menurut Masruri, dalam bukunya berjudul Rahasia
Pelet, Nyi Pelet adalah sosok yang sakti, khususnya dalam percintaan.
Kepercayaan masyarakat sekitar
terhadap keberadaan Nyi Pelet di Gunung Ciremai dibuktikan dengan masih adanya
sejumlah pantangan bagi siapapun yang hendak mendaki Gunung Ciremai jika tak
ingin terjadi hal-hal yang tak diinginkan selama pendakian, mulai larangan
kencing sembarangan, mengucapkan salam, hingga menginjakkan kaki ke tanah sebanyak tiga kali.
Lalu, siapakah sebenarnya Nyi Pelet?
Mengacu pada cerita turun menurun di
masyarakat, Nyi Pelet mulanya sebenarnya perempuan biasa yang menguasai ilmu
aliran hitam.
Namun, ambisinya yang kuat untuk tetap
awet muda dan terlihat cantik, Nyi Pelet nekat mencuri Kitab Mantra Asmara yang diciptakan oleh Ki Buyut Mangun Tapa yang
memiliki ilmu aliran putih.
Kitab Mantra Asmara berisi
berbagai ajaran tentang asmara dan cara memikat lawan jenis.
Salah satu ajian dari Kitab Mantra Asmara yang sangat
terkenal, yakni Jaran Goyang.
Ajian ini mengajarkan ilmu menaklukkan
hati seseorang yang diincar atau yang lebih dikenal dengan sebutan pelet.
Terbukti, setelah berhasil mendapatkan
Kitab Mantra Asmara, Nyi Pelet
memanfaatkan ajian Jaran Goyang untuk menggaet pria-pria muda, agar tertarik kepada
dirinya.
Meskipun Nyi Pelet sudah berusia
ratusan tahun, namun berkat ajian tersebut dia terlihat masih sangat muda dan
menarik hingga membuat banyak lelaki kepincut.
Padahal, pria-pria incarannya itu
hanya sebagai tumbal, agar kecantikannya tetap terjaga.
Setelah puas mempermainkan lelaki yang
diincarnya, Nyi Pelet menghabisi mereka. Para lelaki hanyalah sebagai sarana,
agar dirinya tetap terlihat cantik dan awet muda.
Mengetahui Kitab Mantra Asmara ciptaannya disalahgunakan oleh Nyi Pelet, Ki Buyut Mangun Tapa lalu mengutus salah seorang muridnya,
Restu Singgih, untuk merebut kembali kitab pusaka
itu dari tangan Nyi Pelet.
Singkat kata, Nyi Pelet bisa
dikalahkan dan Kitab Mantra Asmara berhasil direbut kembali.
Namun, kesaktian Nyi Pelet dengan ajian
Jaran Goyang tetap melekat pada
dirinya.
Hingga saat ini, masih banyak masyarakat
yang juga percaya terhadap keberadaan Ki Buyut Mangun Tapa yang dikenal sebagai
sosok pendekar tangguh berbudi luhur.
Setelah meninggal, Ki Buyut Mangun
Tapa dimakamkan di Desa Mangun Jaya, Blok Karang Jaya, Indramayu, Jawa Barat.
Dikenal sebagai pencipta ilmu pelet Jaran Goyang, makam Ki Buyut Mangun Tapa
hingga kini tak pernah sepi dari pengunjung yang ingin mempelajari ilmu pelet
maha dahsyat itu.
Selain Nyi Pelet, masyarakat sekitar
Gunung Ciremai juga percaya terhadap keberadaan siluman lainnya yang kerap
mengganggu para pendaki gunung jika mereka tidak menaati pantangan-pantangan.
Petilasan Nyi Pelet sendiri diyakini
masyarakat berada di puncak Gunung Ciremai.
Puncak Gunung Ciremai juga diyakini
sebagai tempat bersemayamnya arwah Ki Rempah Mayit, yang tak
lain adalah suami Nyi Pelet. [qnt]
Sumber: sclm17.blogspot.com, Wikipedia