WahanaNews.co | China
menemukan telur penyu berusia 80 juta tahun dengan sisa-sisa embrio di dalamnya,
di Provinsi Henan, Cina. Penemuan ini merupakan salah satu dari sedikit fosil
telur penyu yang diketahui mengandung embrio dengan detail anatomi.
Baca Juga:
Dominasi China Berakhir, AS Kini Mitra Dagang Terbesar Jerman
"Fosil penyu dari Mesozoikum diketahui dari kelimpahan dan
keanekaragaman yang tinggi," kata Dr. Fenglu Han dari China University of
Geosciences dikutip Science Alert, Kamis (26/8/2021).
Diketahui, beberapa fosil telur penyu juga ditemukan di
provinsi Henan, Shandong, dan Zhejiang, yang semuanya berasal dari oofamili
Testudoolithidae.
Embrio kura-kura yang difosilkan bahkan lebih jarang
daripada telur. Penelitian kami mewakili deskripsi anatomi dan identifikasi
taksonomi pertama dari kura-kura embrionik Mesozoikum," katanya.
Baca Juga:
Obat Generik China: Solusi Hemat atau Ancaman bagi Pasien?
Dalam studi tersebut, ahli paleontologi memeriksa telur
penyu bercangkang tebal dan lengkap yang mengandung sisa-sisa embrio dari
sekitar 94 hingga 70 juta tahun yang lalu.
Telur, yang dikumpulkan di Kabupaten Neixiang, Kota Nanyang,
provinsi Henan China, berbentuk bulat dan besar, dengan diameter sekitar 5,4 x
5,9 cm (2,1 x 2,3 inci). Spesimen ini adalah salah satu telur penyu Mesozoikum
bercangkang terbesar dan paling tebal yang pernah diketahui.
Berdasarkan ciri-ciri telur dan sisa-sisa embrio, mereka
dapat dengan percaya diri menetapkan telur tersebut ke dalam famili
Nanhsiungchelyidae.
"Spesimen tersebut dikaitkan dengan Nanhsiungchelyidae,
kelompok kura-kura darat besar yang telah punah, kemungkinan spesies Yuchelys
nanyangensis," kata mereka.
Spesimen baru juga memungkinkan identifikasi cengkeraman
telur nanhsiungchelyid lainnya dan perbandingan dengan Adocidae.
"Cangkang telur berkapur nanhsiungchelyids yang luar biasa
tebal dibandingkan dengan semua kura-kura lainnya mungkin terkait dengan adaptasi
gaya bersarang ke lingkungan yang sangat keras," katanya. [rin]