WahanaNews.co | Perselingkuhan tak hanya urusan hubungan seks. Sejumlah studi menjelaskan bahwa masalah psikologis yang terbangun dalam rumah tangga berkontribusi.
Belakangan, isu perselingkuhan menerpa vokalis Maroon 5 Adam Levine dan personel Weird Genius Reza Arap belakangan ini. Dua nama itu, dan pasangannya, pun menghiasi jajaran trending topic Twitter dalam beberapa hari terakhir.
Baca Juga:
Polisi Biadab di Makassar, Dipergoki Selingkuh Lalu Seret Istri di Jalanan Pakai Mobil
Isu perselingkuhan Reza bermula dari beberapa kicauan istrinya Wendy Walters yang diduga menyindir sang suami, Selasa (20/9).
"Apa iya ada alasan yang cukup menjustifikasi perselingkuhan di saat perempuan udah berusaha jadi istri yang baik, diam di rumah dan enggak macem-macem? Apa iya capek hati bisa sembuh dengan f*ck around? Bukannya kunci hubungan itu komunikasi? Bukan f*ck around?" tulis Wendy Walters pada akun Twitternya pada hari ini, Selasa (20/9).
Wendy juga sempat me-retweet beberapa unggahan yang membahas soal laki-laki yang tak bisa komitmen dan membiarkan Tuhan membalas kejahatan itu.
Baca Juga:
Dugaan Penistaan Agama, Polda Metro Jaya Panggil Istri Pejabat Kemenhub
Sementara, isu perselingkuhan Adam Levine dari pasangannya yang merupakan supermodel, Behati Prinsloo, muncul usai pengakuan dari seorang model medsos bernama Sumner Stroh.
Levine sudah membantahnya meski berbagai pengakuan dari selebritas lain muncul, misalnya pesan pribadi yang bernada rayuan.
Apa sebenarnya yang melatarbelakangi perselingkuhan?
Lewat studi yang diunggah Tandfonline, Dylan Shelterman dkk. dari Departemen Psikologi University of Maryland AS mengungkap sejumlah alasan perselingkuhan.
Studi berjudul What Do People Do, Say, and Feel When They Have Affairs? Associations between Extradyadic Infidelity Motives with Behavioral, Emotional, and Sexual Outcomes itu diunggah pada Desember 2020 dan melibatkan 495 responden. Sebanyak 87,9 persen responden merupakan heteroseksual dari universitas AS.
Para peserta mengaku pernah selingkuh dalam hubungan mereka dan menjawab pertanyaan yang menjadi akar misteri: kenapa Anda selingkuh?
Peneliti mengungkapkan sebenarnya ada delapan alasan utama perselingkuhan. Yaitu kemarahan, harga diri, kurangnya cinta, komitmen rendah, kebutuhan akan variasi, pengabaian, hasrat seksual, dan situasi atau keadaan.
Meskipun sebagian besar perselingkuhan melibatkan seks, sebagian besar peserta merasakan beberapa bentuk keterikatan emosional dengan pasangan selingkuh.
Secara signifikan, perselingkuhan lebih sering terjadi pada mereka yang melaporkan kurangnya perhatian atau kurangnya cinta dalam hubungan utama mereka, demikian dikutip dari laporan Scientific American.
Uniknya, sekitar dua pertiga partisipan (62,8 persen) mengaku merasa sayang kepada pasangan baru mereka. Sekitar empat dari 10 (37,6 persen) melakukan percakapan intim, sementara satu dari 10 (11,1 persen) mengatakan, "Aku mencintaimu."
Mereka yang melaporkan merasa kurang terhubung dengan pasangan utama mereka mengalami keintiman emosional yang lebih besar dalam perselingkuhan, kemungkinan sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan psikis itu.
Peneliti menilai selingkuh lebih mungkin untuk mengakhiri suatu hubungan karena muncul dari kemarahan, kurangnya cinta, komitmen rendah atau pengabaian.
Sementara, perselingkuhan yang mengarah ke hubungan serius terbilang jarang terjadi. Hanya satu dari 10 orang (11,1 persen) yang akhirnya berubah menjadi komitmen penuh, menurut laporan Interesting Engineering.
Berdasarkan survei terhadap 500 orang dewasa muda yang diterbitkan dalam Journal of Sex Research, peneliti mengungkap sejumlah alasan utama perselingkuhan:
- Tidak puas dengan hubungan mereka saat ini;
- Merasa diabaikan oleh pasangannya;
- Marah dengan pasangannya;
- Jatuh cinta atau hanya naksir orang lain;
- Tidak merasa berkomitmen pada pasangan;
- Ingin meningkatkan popularitas mereka;
- Penipu menginginkan lebih banyak variasi di kamar tidur, dan;
- Mabuk dan tidak berpikir jernih.
Ada sejumlah alasan yang tumpang tindih. Namun, pada prinsipnya ada keinginan untuk "melepaskan hubungan secara emosional" dari pasangannya.
"Salah jika menyimpulkan bahwa semua urusan (dan perilaku terkait perselingkuhan) sama-sama dihasilkan dari defisit dalam hubungan utama," menurut para penulis penelitian. [rin]