WAHANANEWS.CO, Jakarta - Menjelang perayaan Imlek, para pedagang di kawasan pecinan mulai menjajakan beragam perlengkapan khas tahun baru China.
Barang-barang ini menjadi bagian penting dalam tradisi masyarakat Tionghoa untuk menyambut tahun baru dengan penuh harapan baik.
Baca Juga:
Polsek Perdagangan Monitor dan Pengamanan Kegiatan Ibadah Ritual Perayaan Tahun Baru IMLEK 2576
Di antara barang yang dijual, ada jeruk mandarin, lampion merah, amplop angpau, serta gantungan berbentuk lambang shio.
Menurut pakar feng shui Yulius Fang, setiap benda yang digunakan dalam perayaan Imlek memiliki makna simbolis yang mencerminkan doa dan harapan untuk kehidupan yang lebih baik di tahun mendatang.
"Semua ini merupakan bagian dari budaya Tionghoa, di mana tahun baru dimulai dengan simbol-simbol keberuntungan untuk membawa kelancaran dan keharmonisan sepanjang tahun," ujar Yulius, melansir ANTARA, Rabu (29/1/2025).
Baca Juga:
Usai Sempat Terendam Banjir, Akses Menuju Bandara Soetta Kembali Normal
Salah satu dekorasi khas Imlek adalah lentera merah berbentuk bundar, yang melambangkan kebersamaan keluarga, kebahagiaan, kesejahteraan, serta kemakmuran bisnis. Sementara itu, bunga krisan yang sering digunakan sebagai hiasan dipercaya membawa umur panjang dan rezeki, terutama yang berwarna kuning keemasan karena dikaitkan dengan kekayaan.
Jeruk mandarin juga menjadi sajian wajib dalam perayaan Imlek. Buah berwarna oranye kekuningan ini melambangkan kemakmuran, selaras dengan pengucapan aksara Mandarin untuk jeruk, 橙 (chéng), yang berbunyi sama dengan 成 (chéng) yang berarti sukses.
Aksara lain untuk jeruk, 桔 (jú), juga memiliki bunyi yang mirip dengan 吉 (jí) yang berarti keberuntungan.
Selain jeruk, apel merah kerap disajikan sebagai simbol perdamaian. Dalam bahasa Mandarin, apel disebut 苹果 (píng guǒ), di mana aksara 苹 (píng) memiliki pengucapan serupa dengan 平 (píng) yang bermakna kedamaian dan ketenangan.
Warna merahnya juga mencerminkan energi positif, kebahagiaan, dan keberuntungan.
Buah nanas atau kue nastar berbahan selai nanas juga menjadi sajian khas Imlek.
Dalam dialek Hokkien, nanas disebut "Ong Lai," yang bunyinya mirip dengan 旺来 (wàng lái) dalam Mandarin, yang berarti datangnya keberuntungan dan kemakmuran.
Kue keranjang, penganan manis dari beras ketan dan gula, juga menjadi hidangan wajib. Dalam bahasa Mandarin, kue ini disebut 年糕 (nián gāo), yang pelafalannya mirip dengan 年高 (nián gāo). Kata 年 (nián) berarti tahun, sedangkan 高 (gāo) berarti tinggi.
Oleh karena itu, kue keranjang dipercaya melambangkan peningkatan rezeki, jabatan, atau kemakmuran di tahun yang baru.
Lapis legit, kue berlapis-lapis yang sering hadir dalam perayaan Imlek, juga memiliki makna keberlimpahan. Semakin banyak lapisan dalam kue, semakin besar harapan untuk rezeki yang berlipat ganda di tahun mendatang.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]