WahanaNews.co | Ericcson, perusahaan penyedia perangkat telekomunikasi asal Swedia,
menilai, Indonesia akan mendapat manfaat yang cukup besar dengan
implementasi 5G.
Pada 2026, Ericcson memperkirakan
jumlah pengguna 5G di Asia Tenggara dan Oseania mencapai 380 juta.
Baca Juga:
Semua Pengguna X Nge-Tweet Harus Bayar, Segini Harganya
Tentunya, hal tersebut baru dapat
terealiasi dengan spektrum frekuensi yang cukup dan talenta digital yang
mumpuni.
Country Head of Ericsson Indonesia, Jerry Soper, mengatakan, pandemi
Covid-19 mendorong konsumsi data secara besar dan kehadiran konektivitas
menjadi sangat penting.
Permintaan penggunaan data yang begitu
besar akan membebani jaringan dan operator perlu berinvestasi untuk memperluas
jaringan guna menyediakan kapasitas dan jangkauan.
Baca Juga:
Miliki 3 Skill Ini Jika Ingin Bekerja sebagai Graphic Designer
Upaya perluasan jaringan hanya dengan
teknologi 4G bukanlah cara paling efisien saat ini, kombinasi 4G dan 5G akan
menjadi cara lebih hemat biaya dan pada akhirnya diharapkan dapat menurunkan
biaya per GB bagi konsumen.
"Ini karena 5G memberikan kapasitas
dan kecepatan jauh lebih tinggi," kata Jerry kepada wartawan, Jumat
(5/2/2021).
Berdasarkan laporan Ericsson Mobility Report pada November
2020, Ericcson memperkirakan 60 persen penduduk dunia akan memiliki akses ke
layanan 5G.
Di Asia Tenggara dan Oseania, 5G
diperkirakan menjadi teknologi terpopuler kedua setelah 4G LTE pada 2026.
"Dengan jumlah pelanggan melampaui 380
juta dan menyumbang 32 persen dari seluruh pelanggan seluler," kata Jerry.
Bagi Pemerintah Indonesia, kata Jerry,
5G adalah landasan dari Making Indonesia
4.0.
Seperti banyak negara di Asia
Tenggara, pemerintah masing-masing negara berharap 5G dan digitalisasi dapat
mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan daya saing, dan menarik investasi
asing. [dhn]