Oleh SHERWIN TOBING
Baca Juga:
4 Keuntungan Membaca Buku yang Jarang Diketahui, Salah Satunya Lebih Rendah Hati
KOTA New York identik dengan keramaian dan ingar-bingar.
Tidak heran Frank Sinatra menyebutnya a city that never sleeps dalam lagu "New
York, New York".
Baca Juga:
9 Destinasi Wisata di Pulau Kangean Madura yang Eksotis dan Populer, Cocok untuk Ketenangan!
Bagi mereka yang tinggal dan bekerja
di New York, rasanya perlu sesekali mencari ketenangan dari kehidupan kota.
Selama kurang lebih 3,5 tahun di New York, Roosevelt Island beberapa kali menjadi
pilihan saya.
Roosevelt Island adalah sebuah pulau
di East River, New York. Letaknya di antara Manhattan dan Queens (Long Island).
Panjangnya sekitar 3,2 kilometer, sedangkan lebarnya hanya 240 meter.
Apabila kita berjalan menyusuri
sisinya, dalam 2 jam mungkin seluruh pulau selesai dijelajahi.
Roosevelt Island tadinya dikenal
dengan nama Blackwell Island, dari James Blackwell, nama pemilik pulau sebelum
dibeli Pemerintah kota New York pada 1828.
Pulau ini berganti nama menjadi
Welfare Island pada 1921, dan Roosevelt Island pada 1973, untuk mengenang
Franklin D Roosevelt, mantan Presiden Amerika Serikat.
Sepanjang abad ke-19, Roosevelt Island
merupakan lokasi pengasingan bagi para "pesakitan" di New York.
Mulai dari penjara, rumah sakit jiwa,
rumah sakit cacar, hingga pemukiman bagi orang miskin, semuanya dibangun di
pulau tersebut.
Abad ke-20 membawa angin perubahan
bagi Roosevelt Island.
Penjara dan rumah sakit satu per satu
ditutup. Proses gentrifikasi secara perlahan mengubah profil penduduknya.
Saat ini, hampir 95% penduduk pulau
adalah pekerja kerah putih.
Lokasi Roosevelt Island yang berada di
seberang Markas Besar PBB juga menjadikannya pilihan tempat tinggal bagi para
diplomat asing.
Berkunjung ke Roosevelt Island
Roosevelt Island relatif mudah untuk
dijangkau.
Dari Long Island, pengunjung dapat
menggunakan kendaraan pribadi maupun bus.
Sedangkan dari Manhattan, setidaknya
ada tiga cara, yaitu menggunakan subway, ferry, maupun kereta gantung.
Moda transportasi pilihan saya ke
Roosevelt Island jelas kereta gantung.
Bagaimana tidak? Pemandangannya indah sekali dari atas,
apalagi pada sisi Manhattan. Rasa takut saya akan ketinggian
seketika hilang.
Kereta gantung berangkat setiap 7-15
menit. Lama perjalanan satu arah kira-kira 3-5 menit.
Kabarnya, satu
kabin kereta dapat menampung hingga 125 orang, dan melakukan 115 kali
perjalanan bolak-balik setiap harinya.
Jika pernah nonton Spiderman yang dibintangi Tobey Maguire
tahun 2020, pasti familiar dengan kereta gantung Roosevelt Island.
Dalam film itu, ada adegan Green
Goblin berupaya menjatuhkan kereta gantung ini ke East River.
Menikmati Roosevelt Island
Bagi saya, lingkungan Roosevelt Island
yang tenang lumayan menghilangkan stres.
Hanya ada satu jalan utama bagi mobil
dan bus lokal dari tengah ke ujung Utara pulau. Sedangkan, untuk ke ujung Selatan
pulau, kita harus berjalan kaki.
Roosevelt Island bukan merupakan tourist trap. Warga New York pun masih
cenderung mengabaikannya.
Tidak heran Business Insider menjulukinya "one of New York's best-kept secret."
Di Roosevelt Island, kehidupan seakan
berjalan dengan santai. Nyaris tidak ada yang berjalan terburu-buru seperti di
Manhattan. Ruang terbuka hijaunya cukup luas.
Selain itu, terdapat beberapa playground yang dapat dinikmati bersama
keluarga.
Setidaknya, ada lima
spot yang menarik untuk didatangi.
1. Reruntuhan Smallpox Hospital
Diresmikan pada 1856, Smallpox Hospital
adalah rumah sakit pertama di Amerika Serikat yang menerima pasien cacar.
Dahulu, warga New York yang terkena
cacar harus dikarantina di sana.
Smallpox Hospital sempat beralih
fungsi menjadi asrama perawat pada akhir 1800-an, sebelum ditutup pada 1950 dan
menjadi bangunan yang tidak terawat.
Pada 1972, reruntuhan rumah sakit
didaftarkan pada National Register of
Historic Places, atau bangunan yang perlu dilindungi karena bernilai
sejarah.
2. Franklin D Roosevelt Four Freedoms State Park
Taman kecil ini adalah memorial bagi
Franklin D Roosevelt. Lokasinya tepat di ujung Selatan pulau dan berdekatan
denganSmallpox Hospital.
Di taman, terdapat patung Franklin D
Roosevelt, serta monumen yang mengutip pidatonya yang terkenal mengenai Four Freedoms di hadapan Kongres Amerika
Serikat tahun 1941.
Hillary Clinton mengumumkan
pencalonannya sebagai Presiden Amerika Serikat pada 2015 di taman ini.
Taman ini juga jadi lokasi favorit
untuk menikmati kembang api setiap perayaan kemerdekaan Amerika Serikat pada 4
Juli.
3. The Octagon
Dinamakan sesuai bentuknya yang
persegi delapan, The Octagon dahulu
merupakan lobi masuk ke rumah sakit jiwa New York.
Bangunan ini menjadi satu-satunya
struktur yang tersisa dari rumah sakit jiwa tersebut.
Dalam perjalanannya, The Octagon telah direnovasi beberapa
kali akibat kebakaran dan aksi vandalisme.
Saat ini, The Octagon menjadi lobi masuk ke sebuah compound apartemen.
Jika ingatan tidak mengkhianati saya,
lokasi pemberhentian akhir bus yang beroperasi di Roosevelt Island berada tepat
di depan The Octagon.
4. Blackwell Island Lighthouse
Mercusuar ini tingginya sekitar 15
meter, dan terletak di ujung Utara Roosevelt Island.
Pembangunannya dilakukan oleh tahanan
penjara, dan berhasil diselesaikan pada 1872. Arsiteknya adalah James Renwick Jr, yang juga merancang desain Smallpox Hospital.
Sayangnya, mercusuar
ini tidak terbuka untuk umum. Namun, lokasi ini jadi favorit pengunjung yang
datang untuk memancing atau BBQ.
5. Chapel of the Good Shepherd
Gereja bergaya Victorian Gothic ini selesai dibangun pada 1889 untuk menjadi tempat
beribadah bagi penghuni pemukiman bagi orang miskin.
Setidaknya 400 orang dapat ditampung
oleh gereja ini.
Lokasinya di Main Street, satu-satunya
jalan utama di pulau.
Sejak 1975, gereja ini melayani ibadah
bagi penganut agama Protestan dan Katholik, sekaligus berfungsi sebagai Community Center.
Cherry Blossom Festival di Roosevelt Island
Hampir seluruh sisi Roosevelt Island
ditanami pohon sakura.
Cherry Blossom Hospital di akhir April
adalah satu-satunya waktu dalam setahun di mana Roosevelt Island dipadati pengunjung.
Ribuan orang berbondong-bondong
menyerbu pulau tersebut untuk melihat bunga sakura merekah.
Lalu lintas padat merayap saat weekend. Transportasi publik pun tidak
bisa diandalkan lagi.
Pada 2019, saya harus mengantri 1.5
jam untuk naik kereta gantung ke Roosevelt Island demi melihat sakura.
Tips yang paling penting adalah
berkunjunglah pada hari kerja. Anda bisa berkeliling secara lebih leluasa.
Hasil foto Anda pun
akan lebih bagus karena tidak banyak orang di frame.
Jika berkunjung pada akhir pekan, pastikan
bawa makanan dan minuman sendiri. Restoran jumlahnya sangat terbatas, dan dipastikan penuh.
Antrean di kios makanan pun panjangnya
bukan main.
Selamat mengunjungi Roosevelt Island! [qnt]