WahanaNews.co | Laurene Powell Jobs adalah salah satu wanita terkaya di dunia saat ini.
Janda mendiang Steve Jobs ini mewarisi harta kekayaan Jobs yang mayoritas berasal dari saham Apple dan Disney.
Baca Juga:
Berkshire Hathaway Jual Saham Apple Senilai Rp1.225 Triliun, Milik Warren Buffett
Per Kamis (13/10/2021), Forbes mencatat harga kekayaan Powell mencapai US$ 16,2 miliar atau sekitar Rp 230 triliun (asumsi kurs Rp 14.200 per dolar AS).
Kekayaannya itu membuat Powell menduduki peringkat ke-33 dalam daftar 400 orang terkaya di AS versi Forbes, dan peringkat ke-95 daftar orang terkaya di dunia versi Forbes.
Lahir pada 6 November 1963, Powell menghabiskan masa kecilnya di New Jersey, AS.
Baca Juga:
Apple Akan Perkenalkan Apple Intelligence di WWDC 2024
Mengutip SCMP, ayah Powell adalah seorang pilot angkatan laut AS yang tewas saat Powell berusia tiga tahun.
Sementara, ibunya seorang guru.
Powell tumbuh menjadi gadis yang cantik dan cerdas.
Ia mengantongi gelar S1 ganda dari salah satu universitas bergengsi di AS, University of Pennsylvania, yaitu dalam ilmu politik dan ilmu ekonomi pada 1985.
Setelah itu, ia mengawali karir di Wall Street untuk bank investasi ternama Merryl Lynch Asset Management.
Kemudian, ia pindah ke Goldman Sachs sebagai analis fixed income.
Menikahi Steve Jobs
Pada musim gugur 1989, Powell yang baru menjadi mahasiswa S2 Stanford Graduate School of Business diajak oleh seorang temannya untuk menghadiri sebuah kuliah umum di kampusnya.
Kala itu, Jobs menjadi pembicara dengan tema "View from the Top".
"Saya tahu Steve Jobs adalah pembicaranya, tetapi wajah dalam bayangan saya adalah Bill Gates," ujar Powell dalam biografi Jobs yang ditulis oleh Walter Isaacson, seperti dikutip dari SCMP.
Karena datang terlambat, Powell dan temannya tidak mendapatkan tempat duduk.
Lalu, Powell memberanikan diri menyelinap di kursi deretan depan podium.
Ternyata, Jobs duduk di sebelahnya.
Keduanya pun berbincang.
Setelah itu, Jobs mengajak Powell untuk makan malam yang menjadi awal kisah cinta mereka.
Dua sejoli itu hanya perlu waktu satu setengah tahun untuk naik ke jenjang pernikahan.
Pada Maret 1991, Powell dan Jobs menggelar upacara perkawinan di Hotel Ahwanee, Taman Nasional Yosemit, yang dipimpin oleh seorang biksu.
Pada September 1991, Powell melahirkan putra pertamanya Reed.
Lalu, kedua putrinya, Erin dan Eve, lahir pada 1995 dan 1998.
Terjun Jadi Pengusaha
Selama 20 tahun, Powell mendampingi Jobs.
Hingga akhirnya maut memisahkan pada 2011 silam, saat Jobs meninggal dunia karena komplikasi kanker pankreas.
Selepas Jobs wafat, Powell mewarisi kekayaan suaminya, termasuk 5,5 juta saham Apple, yang kemudian menjadi 38,5 juta saham setelah stocksplit pada 2014, dan 7,3 persen saham Walt Disney Company senilai US$11,1 miliar.
Meski bergelimang harta, Powell tak menghambur-hamburkannya untuk berfoya-foya.
Ia merintis dan melanjutkan sejumlah bisnis yang ia kelola saat Jobs masih hidup, sembari aktif berderma.
Pada 1992, Powell bersama rekannya, John Mullane, mendirikan Terravera, perusahaan yang fokus pada penjualan makanan sehat.
Setelah itu, pada 1997, ia mendirikan College Track, organisasi nirlaba untuk membantu siswa yang berasal dari keluarga tak mampu melanjutkan pendidikan tinggi.
Pada 2004, Powell mendirikan Emerson Collective yang diambil dari nama penulis favoritnya, Ralph Waldo Emerson.
Perusahaan investasi sosial ini awalnya fokus pada bidang pendidikan.
Namun, seiring berjalannya waktu, lingkupnya meluas ke berbagai sektor mulai dari lingkungan, imigrasi, kesehatan, hingga media.
Kemudian, pada 2016, ia mendirikan Yayasan Waverley Street yang fokus pada membantu komunitas yang paling terdampak perubahan iklim.
September lalu, ia mengumumkan bakal mengucurkan US$ 3,5 miliar untuk yayasan tersebut dalam 10 tahun ke depan.
Powell juga memiliki ketertarikan pada dunia seni dan olahraga.
Pada 2017 lalu, ia membeli saham minoritas dari induk klub basket Washington Wizards dan klub hoki Washington Capitals.
Saat ini, Powell tinggal bersama ketiga anaknya di Palo Alto, California, AS.
"Steve (Steve Jobs) pernah berkata, pekerjaan Anda akan mengisi sebagian besar hidup Anda, dan satu-satunya cara untuk benar-benar puas adalah melakukan apa yang Anda yakini sebagai pekerjaan hebat. Dan satu-satunya cara untuk melakukan pekerjaan hebat adalah dengan mencintai apa yang Anda lakukan," ujar Powell, saat menyampaikan pidato di almamaternya, Universitas Pennsylvania, Mei lalu. [dhn]