WahanaNews.co | Banyak orang percaya bahwa keberuntungan adalah kebetulan. Namun, sebuah penelitian mengungkap bahwa keberuntungan adalah hal yang bisa dimiliki setiap orang.
Seperti yang diketahui, tidak semua orang beruntung setiap saat. Hanya saja, tak diragukan bahwa beberapa orang lebih beruntung dari yang lain. Melihat fenomena tersebut, kadang ada yang merasa bahwa itu tidaklah adil.
Baca Juga:
7 Amalan Ringan Pembuka Rezeki
Padahal, mengutip dari Forbes, keberuntungan seseorang bukanlah kebetulan. Alih-alih demikian, seseorang beruntung karena punya pola pikir menerima bahwa kesialan tak terhindarkan dan keberuntungan tercipta dari kerja keras, berani, dan optimis.
Martin Seligman, pendiri psikologi positif, menuliskan bahwa orang optimis menanggung badai yang sama dalam hidup seperti orang pesimis. Namun, mereka menghadapi dan keluar darinya dengan lebih baik. Begitu pula dengan keberuntungan.
Memang betul, tidak ada yang bisa mengendalikan ekonomi, cuaca, pasar saham, atau alam semesta, tapi riset membuktikan bahwa seseorang dapat menciptakan keberuntungan sendiri. Meski merupakan usaha yang tidak sebentar, hasilnya akan besar.
Baca Juga:
Arti Sedekah dan 3 Keutamaannya
Orang yang beruntung biasanya melalui rintangan hidup dengan melihat peluang tersembunyi, percaya diri, dan mengambil langkah berani. Berangkat dari sana, ada setidaknya lima penyebab orang bisa beruntung menurut ahli. Berikut di antaranya.
1. Percaya intuisi
Sering kali seseorang bergantung pada logika saja. Padahal, lebih baik bila memadukan juga dengan intuisi. Seperti pada sebuah penelitian, terlalu menganalisis sesuatu sebenarnya bisa menurunkan peluang membuat keputusan bagus.
Studi tersebut menemukan bahwa otak dapat melihat pola halus dan kompleks, melampaui pemahaman kesadaran. Nah, wawasan yang tak dapat dipahami itu bisa membantu untuk mengambil keputusan yang bagus.
2. Berani ambil risiko
Kebanyakan keberuntungan berasal dari keberanian mengambil risiko. Jadi, mereka sebenarnya bukannya beruntung, tapi menuai hasil dari keberanian dalam menghadapi rasa takut, terutama yang sudah ada sedari DNA.
Sejatinya, orang diprogram untuk fokus pada kegagalan ketimbang keberhasilan. Hal itu menjelaskan kenapa banyak yang tak berani ambil risiko. Memang banyak risiko yang valid yang perlu diperhatikan, tapi terlalu mikirin risiko dapat menghalangi untuk melihat peluang.
3. Berharap dan berusaha, terima bila tak sesuai harapan
Setiap orang punya kekurangan dan bisa kecewa. Bedanya, orang yang dikira sering beruntung tidak menyerah ketika apes, terus berusaha untuk menciptakan keberuntungan. Nah, orang yang berharap dan mengusahakan hal baik akan lebih menarik hal baik.
Namun, perlu juga kemampuan untuk menerima bila yang terjadi adalah sebaliknya. Bila malah hal buruk yang terjadi, orang yang kerap dianggap beruntung biasanya menerima dan merasa hal itu tak mendefinisikan dirinya.
4. Pandangan hidup optimis
Kesulitan yang dialami seseorang bisa jadi peluang buat orang lain. Bukan soal apa yang terjadi, melainkan bagaimana menafsirkannya serta menemukan peluang yang ada di dalamnya.
Bila mengalami kesulitan, maka carilah peluang yang bisa didapat dari sana. Seseorang tidak akan merasakan keberuntungan jika hanya melihat apa yang salah dan apa yang tidak dimilikinya.
5. Nongkrong bareng orang “beruntung”
Berkumpul dan nongkrong dengan orang yang beruntung juga jadi sebab kenapa seseorang jadi beruntung. Sebab, ada kemungkinan keberuntungan menurun atau bahkan hilang bila nongkrong dengan orang pesimis dan suka mengeluh.
Emosi itu menular. Dengan bermain bersama orang “beruntung”, maka optimisme, kepercayaan diri, dan ambisi bisa menular. Karenanya, bergaul dengan orang yang positif bisa meningkatkan keberuntungan. [qnt]