DANAU Toba yang diberi
status "destinasi wisata super prioritas" oleh Presiden Jokowi
ternyata membawa kegalauannya sendiri: air danau tidak jernih-jernih amat, di
beberapa lokasi cukup keruh, yakni pada daerah konsentrasi keramba yang sudah
puluhan tahun mengapung.
Sisa pakan dan kotoran
ikan kadang menghasilkan gumpalan gas amonia yang mematikan ikan secara massal.
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
Dua tahun lalu, konsultan lingkungan
dari Belanda mengajukan proposal penjernihan Danau Toba dengan anggaran sekitar
Rp 5 triliun. Mahal sekali, bah! Secara kimiawi pula.
Untung datang solusi
fisika dari Jepang yang lebih murah dan efektif.
Teknologi gelembung
nano namanya, nanobubbles, kadang
disebut ultra fine bubbles technology.
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
Bagaimana teknologi
nano ini bekerja membersihkan sungai mati, kotor tercemar, bisa disimak pada link video ini: youtu.be/UyAHiLy1zb4.
Teknologi ini pada
dasarnya adalah mesin penghasil gelembung nano: berisi gas nitrogen, oksigen,
atau ozon (bisa dipilih).
Bubbles (gelembung-gelembung) yang dihasilkan berukuran
80-200 nano, jauh di bawah sinar tampak yang 400-700 nano; seukuran virus Corona.
Nanobubbles tidak kelihatan, air jernih saja; semua bubbles tidak bergerak, stasioner di
dalam air.
Nanobubbles penuh oksigen menjadi akselerator kehidupan bagi
padi, kedelai, dan bawang putih, tanaman umumnya; serta ikan-ikanan, dan udang;
kata Prof Aris Purwanto dari IPB.
Nanobubbles penuh nitrogen menjadi pupuk bagi akar-akar tanaman.
Sedangkan nanobubbles penuh ozon menjadi zat
pengurai dan pembersih bagi semua pengotor air sungai Citarum, Ciliwung,
termasuk Danau Toba.
Dan, puji Tuhan, kita punya ilmuwan
ahli dari LIPI membuat nanobubbles water
dan mesin-mesinnya. Silakan hubungi saya jika ingin membeli mesin nanobubles itu.(Jansen Sinamo, Kontributor)-qnt