WahanaNews.co | Tidak selamanya roda kehidupan itu diam pada posisi tertentu,
terkadang bisa di atas, dan tidak jarang pula berputar ke bawah.
Tomy Winata, salah satu sosok profil
orang sukses yang berhasil memutari roda kehidupan dengan baik.
Baca Juga:
Bupati Samosir Ungkap Peluang Investasi Meningkat di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional
Tomy merupakan sosok pengusaha asal
Pontianak, Kalimantan Barat, yang sukses menjelma menjadi salah
satu tokoh yang disegani di Indonesia.
Bisnisnya tersebar di seluruh penjuru
Indonesia. Mulai dari bisnis properti, perbankan, perkebunan, sampai infrastruktur.
Sebanyak 830.000 orang menggantungkan hidup pada perusahaan yang dibangunnya.
Baca Juga:
Belum Difungsikan, Plafon Bangunan DISBUDPAR di Kawasan Terpadu Tambunan Lumban Pea Sudah Rusak
Penasaran dengan perjalanan hidup Tomy
Winata ini? Berikut rangkuman kisah sukses Tomy dalam memutari roda
kehidupan.
Terlahir dari Keluarga Miskin dan Serba
Kekurangan
Pria yang lahir dengan nama Oe Suat
Hong ini, sempat hidup terlunta-lunta lantaran terpenjara dalam kemiskinan.
Hal ini membuat Tomy kecil tumbuh
menjadi sosok yang kuat dan tegar dalam menjalani kehidupan.
Kepedihan dalam hidupnya tak berhenti
sampai situ.
Tommy merupakan anak yatim piatu yang
berjuang seorang diri dalam menghadapi kerasnya dunia.
Di usianya yang masih remaja, Tommy
memutuskan untuk merantau dari Jakarta ke Kalimantan.
Tomy mengatakan bahwa dirinya dulu
memulai perjuangan dengan modal 3 pasang baju dan uang sebesar Rp 30 ribu.
"Adalah tiga setel pakaian sama
uang tiga puluh ribu rupiah Pak, dan waktu itu sudah besar ya untuk bekal saya
berangkat merantau, Pak," ucap Tomy Winata.
Tinggal di kota orang, tak membuat
Tomy menyerah pada nasib. Tomy Winata rela melakukan berbagai pekerjaan
kasar, asalkan halal.
Ia memulai kariernya di Kalimantan
sebagai kuli bangunan. Profesi ini ia lakoni selama beberapa tahun guna
mendapatkan sesuap nasi.
Tak puas dengan apa yang ia raih, di
tahun 1972, ketika dirinya berusia 15 tahun, Tomy mencoba
peruntungan dengan menjalin sebuah bisnis yang yang dikerjakan bersama pihak
militer Indonesia.
Aksinya tersebut tergolong nekat.
Pasalnya, tidak semua etnis Tionghoa pada masa itu, berani berurusan dengan
kalangan militer.
Keberaniannya tersebut membuahkan
hasil, bisnis yang Tomy kerjakan bersama pihak militer terjalin dengan mesra.
Sejak saat itu, Tomy memiliki mimpi
untuk menjadi pengusaha yang sukses.
Jatuh Bangun dalam Hidup
Berbekal dengan pengalaman dan wawasan
yang telah ia miliki selama bekerja, dirinya memutuskan untuk banting setir
menjadi seorang investor yang memiliki saham pada sebuah proyek di Papua.
Namun sayang, usahanya tersebut harus
terhenti karena mengalami kebangkrutan. Tak menyerah, Tomy juga pernah mencoba
peruntungan di daerah lain.
Ia memilih untuk menjadi investor
proyek di Kalimantan Barat yang merupakan tempat ia bertumbuh dan berkembang.
Namun sayang, usahanya kembali macet
dan akhirnya bangkrut.
Di wilayah NTT, usaha yang dirintisnya
ternyata tak berumur panjang dan harus berakhir dengan kebangkrutan.
Tak putus asa, dirinya mencoba
peruntungan dengan membuka bisnis di Ibukota.
Namun sayang, semua usahanya tersebut
harus kandas di tengah jalan. Tak tanggung-tanggung, bisnisnya di
Jakarta bahkan mengalami dua kali kebangkrutan.
Jatuh bangun Tomy Winata dalam
membangun bisnis akhirnya terbayarkan.
Dalam waktu 10 tahun, ia mampu
mendirikan dan mengembangkan kerajaan bisnis yang ia miliki.
Bisnisnya tersebar di seluruh
Indonesia, mulai dari properti, perdagangan, konstruksi,
perhotelan, perbankan, hingga industri telekomunikasi.
Total dirinya saat itu mempunyai 16
perusahaan. Salah satu usaha utama dari Tomy Winata adalah dalam sektor
properti dan infrastruktur.
Melalui PT Jakarta Internasional
Hotels and Development (JIHD.JK), Tomy memiliki Hotel Borobudur, dan
melalui anak perusahaan, yaitu PT Danayasa Arhatama Tbk
(SCBD.JK), Tomy memiliki Kawasan Business
District yang pertama di Indonesia, yaitu Sudirman Central Business
District (SCBD) seluas 45 hektare.
Tomy memiliki visi bahwa kawasan SCBD
akan menjadi "Manhattan of Indonesia".
Tak berhenti sampai situ, Tomy Winata
juga mengelola usaha pariwisata dan resor di Pulau Perantara dan Pulau Matahari
yang masuk dalam kawasan wisata Pulau Seribu.
Pengusaha kelahiran 1958 ini juga
menjadi pemilik Pulau Bule di Lampung yang menjadi kawasan pribadi bagi
dirinya.
Sejumlah kapal pesiar pun juga
dimiliki oleh sosok yang merupakan pendiri Grup Artha Graha tersebut.
Dirinya juga merupakan sosok penting
yang memfasilitasi kedatangan Christiano Ronaldo di Indonesia sebagai Duta
Konservasi Hutan Mangrove.
Tomy Winata memiliki prinsip hidup
yang selalu ia pegang. Hidup harus manfaat bagi orang banyak, lingkungan juga.
Dengan semakin banyak orang jadi filantropi,
semakin besar proteksi untuk generasi depan lebih baik. [qnt]