WAHANANEWS.CO, Jakarta – Sejak 28 Agustus 2025, aksi demonstrasi yang meluas di Indonesia melahirkan beragam cerita solidaritas. Salah satunya datang dari netizen Asia Tenggara yang menyalurkan kepedulian dengan cara sederhana yaitu membagikan makanan gratis.
Di tengah tren positif netizen Asia Tenggara ramai-ramai kirim makanan ke sopir ojol di Indonesia, pria ini justru tak senang dengan tren tersebut. Kenapa ya?
Baca Juga:
Kasus Rantis Tabrak Ojol: Kompolnas Ungkap Ada Potensi Pidana
Dari luar negeri, mereka memesan makanan lewat aplikasi ojek online untuk kemudian dibagikan kepada para pengemudi ojol dan masyarakat yang membutuhkan, baik di Jakarta maupun di sejumlah kota lain.
Inisiatif ini berawal dari unggahan akun X asal Thailand bernama @sighyam. Ia membagikan informasi kalau layanan Grab memungkinkan pemesanan makanan dilakukan lintas negara.
Netizen Malaysia merupakan salah satu yang paling banyak membantu dan mengirimkan makanan ke sopir ojol Indonesia. Tak hanya mengirimkan satu makanan saja, biasanya netizen Malaysia langsung memesan puluhan porsi makanan dan minuman untuk sopir ojol dan orang-orang yang membutuhkan di Indonesia.
Baca Juga:
Polemik Perwakilan Grab yang Bertemu Wapres Palsu: Grab Pastikan Asli
Inisiasi positif ini rupanya tidak bisa diterima oleh semua orang. Salah satunya pengguna Thread asal Malaysia @whatt**** (02/09/2025). Ia mengkritik aksi netizen Malaysia yang mengirimkan makanan ke Indonesia hanya karena 'FOMO' (ikut-ikutan tren).
"Banyak gelandangan di Malaysia yang merasa diabaikan, karena netizen Malaysia malah ramai-ramai mengirimkan makanan gratis untuk orang-orang Indonesia di Jakarta. Sekarang tren itu sedang viral dan kebanyakan orang-orang kirim makanan karena FOMO saja," tulis pemilik akun @whatt****.
Ia juga menambahkan pribahasa Melayu, yang berbunyi: 'Kera di hutan di susukan, anak di rumah mati kelaparan'.