WahanaNews.co | Selain di Gunung Sanggabuana, tumpukan pakaian dalam wanita berupa BH dan CD juga terlihat menggunung di Situs Nagara Padang Bandung. Bagaimana kisahnya?
Pakaian dalam wanita yang terlihat berserakan di situs budaya Nagara Padang di Desa Rawabogo, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung telah dibersihkan oleh Polisi, TNI hingga warga setempat.
Baca Juga:
Polisi Ungkap Penyebab Kecelakaan Tol Cipularang KM92: Gagal Fungsi Rem Truk
Dalam pembersihannya harus menghabiskan sekitar 10 karung beras untuk mengangkutnya. Kapolsek Ciwidey, Iptu Anjar Maulana, mengatakan saat ini Polsek Ciwidey telah melakukan pembersihan terhadap sampah pakaian dalam wanita tersebut.
"Udah kami bereskan, dan dapat banyak sampah pakaian, mulai celana pendek, kaus, hingga pakaian dalam wanita. Yang kami dapatkan ada sekitar 10 karung, kebanyakan pakaian dalam wanita," ucap Anjar, saat dihubungi.
Anjar mengungkapkan sampah pakaian dalam tersebut langsung dibawa. Bahkan, kata dia, sampah tersebut langsung dibakar.
Baca Juga:
Praktik Produksi MinyaKita Palsu Dibongkar Polrestabes Bandung
"Itu (sampah) dibawa sama kuncennya untuk dikeringin, dan infonya langsung dibakar," katanya.
Anjar menduga sampah tersebut merupakan milik peziarah yang datang dari luar daerah. Sehingga budayanya dibawa ke situs budaya Nagara Padang.
"Jadi budaya membuang pakaian yang dipakai pada saat ziarah itu merupakan bagian dari pembersihan diri. Budaya seperti itu dibawa ke wilayah Situs Gunung Padang, sehingga menimbulkan tumpukan sampah pakaian," kata Anjar.
Anjar meminta para peziarah untuk tetap menjaga lingkungan. Salah satunya adalah tidah membuang sampah sembarangan.
"Jangan buang sampah sembarangan, apalagi pakaian. Takutnya mata air disana tertutup dan bisa terjadi longsor," pungkasnya.
Sementara itu, warga setempat, Hermansyah (22) mengatakan pakaian dalam wanita bukan berasal dari warga sekitar yang membuang sembarangan. Pasalnya kata dia, warga setempat mengunjungi wilayah tersebut hanya untuk bertani.
Pihaknya menjelaskan para peziarah biasanya membuang pakaiannya setelah melaksanakan mandi. Menurutnya hal tersebut dilakukan berdasarkan kepercayaan mereka.
"Mungkin, itu ritualnya mereka, untuk buang sial atau sebagainya," katanya.
Hermansyah menyesalkan adanya pakaian dalam tersebut yang mengotori situs budaya Nagara Padang. Apalagi sampah tersebut adalah pakaian dalam wanita.
"Kami warga ya, sangat menyesalkan adanya itu, bahkan juga risih karena sampahnya pakaian dalam wanita, jadi selintas ada konotasi berbeda," ujarnya.
Dia menuturkan pakaian dalam wanita tersebut berserakan di wilayah mata air dekat cai kahuripan.
"Kalau hanya basah setelah mandi di mata air, lalu dibuang di situ terasa kurang masuk akal. Sebab pakaian dalam yang berserakan jumlahnya cukup banyak," ucapnya. [JP]