WahanaNews.co | Dengan melonjaknya biaya hidup, distribusi roti panas gratis secara canggih untuk orang miskin telah diperkenalkan di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA).
Sepuluh vending machine atau mesin otomatis roti telah dipasang pekan lalu di supermarket-supermarket, dengan layar sentuh komputer yang memungkinkan orang memilih berbagai jenis roti.
Baca Juga:
Tetap Jadi Primadona di INDEX Dubai 2024, Furnitur Indonesia Catat Transaksi USD 6,11 Juta
Di situ, orang-orang bisa memilih untuk sandwich loaf, roti pitta, atau roti chapati ala India.
Mesin memiliki alat pembaca kartu kredit, tetapi itu bukan untuk pembayaran, melainkan akses donasi.
“Seorang teman memberi tahu saya ada roti gratis, jadi saya datang,” kata Bigandar, seorang pemuda dari Nepal yang bekerja di tempat cuci mobil, dikutip dari AFP.
Baca Juga:
Sandiaga Optimalkan Momen Wonderful Indonesia Night Dubai untuk Promosikan Parekraf
Seperti jutaan migran Asia lainnya, dia datang ke UEA dengan mimpi bisa menghasilkan banyak uang.
Mesin pembuat roti gratis di Dubai ini merupakan inisiatif dari sebuah yayasan yang didirikan oleh penguasa Dubai Sheikh Mohammed bin Rashid Al-Maktoum.
"Idenya adalah untuk diberikan kepada keluarga dan pekerja yang kurang beruntung sebelum mereka datang kepada kami," kata direktur yayasan, Zeinab Joumaa al-Tamimi.
Dia mengatakan, siapa pun orang yang membutuhkan kini bisa mendapatkan roti panas hanya dengan menyentuh atau memencet tombol.
UEA yang kaya minyak memiliki populasi hampir 10 juta orang. Dari jumlah itu, 90 persen di antaranya adalah orang asing, banyak pekerja dari Asia dan Afrika.
Dubai bergantung pada pasukan pekerja ini untuk membangun gedung pencakar langit dan untuk sektor jasa, dari real estat hingga pariwisata mewah, di mana kota itu telah membangun reputasinya.
Bigandar, yang telah bekerja di sana selama tiga tahun terakhir, mengatakan bahwa untuk setiap kendaraan yang dia bersihkan, dia mendapatkan 3 dirham atau sekitar Rp 12.300.
Berkat kerja keras dan memperoleh tips dari pelanggan, dia bisa mendapatkan antara 700 dan 1.000 dirham sebulan (sekitar Rp 2,8 juta-Rp 4,2 juta).
"Majikan saya menanggung perumahan dan transportasi, tetapi bukan makanan," katanya. [qnt]