WahanaNews.co, Dubai - Indonesia berhasil membukukan potensi transaksi USD 2,13 juta, atau setara Rp35,30 miliar, untuk produk makanan ringan dan kembang gula dalam partisipasi perdananya pada pameran Internationale Süßwarenmesse Middle East (ISM Middle East).
Pameran tersebut berlangsung pada 15-17 September 2025 di Hall 6 Dubai World Trade Center, Uni Emirat Arab (UEA).
Baca Juga:
Kemendag RI Usulkan TEI 2025 dalam Agenda Misi Dagang ke Indonesia
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Fajarini Puntodewi,
menyatakan, kehadiran Indonesia ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat posisi produk makanan ringan dan kembang gula Indonesia di pasar internasional.
“Pasar UEA yang besar sangatlah menjanjikan karena didorong oleh populasi multikultural, permintaan konsumen muda akan inovasi produk dan rasa, tren gaya hidup sehat, pesatnya pertumbuhan sektor pariwisata, serta keberadaan ritel luring dan daring,” ungkap Puntodewi.
Menurut Puntodewi, posisi strategis Dubai sebagai hub perdagangan global menjadikannya pintu gerbang ideal untuk mendistribusikan produk ke negara-negara Timur Tengah dan Afrika. Untuk memanfaatkan peluang tersebut, lanjut Puntodewi, Kemendag melalui Indonesian Trade Promotion
Center (ITPC) di Dubai memfasilitasi para pelaku usaha Indonesia untuk berpartisipasi pada ISM Middle East 2025.
Baca Juga:
Indonesia Tekankan Perlunya Kerja Sama Peningkatan Kapasitas Terkait Hukum WTO
“Pameran tersebut merupakan salah satu yang terbesar untuk makanan ringan dan kembang gula di kawasan,” kata Puntodewi.
Sementara itu, Konsul Jenderal RI Dubai Denny Lesmana menyebutkan, Dubai saat ini merupakan hub perdagangan global karena keunggulan strategis dalam hal lokasi, keterbukaan akses perdagangan, kemudahan regulasi bisnis dan maraknya insentif usaha dari pemerintah, serta infrastruktur jasa yang terbangun dengan sangat baik.
“Berbagai pameran berskala internasional yang diselenggarakan Dubai selalu dipadati pengunjung
dari negara-negara di kawasan Timur Tengah dan seluruh penjuru dunia. Kebijakan kepemilikan asing hingga seratus persen dalam berusaha tanpa perlu adanya mitra lokal juga menjadi daya tarik tersendiri yang membuat roda perekonomian UEA berputar cepat dan membuat persaingan menjadi sangat kompetitif,” ujar Danny.