WahanaNews.co, Jakarta - Menurut BMKG, cuaca panas yang telah terjadi dalam beberapa waktu terakhir dipicu fenomena posisi semu matahari. Hal ini mengakibatkan terjadinya panas yang berkepanjangan dari pagi hingga siang hari.
Penting bagi pemilik mobil listrik untuk mengambil tindakan pencegahan selama periode panas ini karena dapat mempengaruhi kondisi baterai kendaraan mereka.
Baca Juga:
Wih… Elon Musk Serius Borong Nikel Rp 75 T Dari RI!
“Pengaruhnya kecil, karena kalau kita bandingkan panasnya Indonesia yang rata-ratanya enggak terlalu naik turun dibandingkan negara empat musim, itu rentangnya kan lebih ekstrem,” ujar Danang Wiratmoko, Product Planning Wuling Motor di Jakarta, mengutip Kompas, Minggu (8/10/2023).
“Tentu, lebih awet di Indonesia karena fluktuasinya enggak terlalu naik turun. Dan suhunya Indonesia relatif ada di zona nyamannya si baterai,” terang dia.
Meskipun Indonesia dikenal dengan tingkat kelembaban yang tinggi selain cuaca panasnya, Danang menegaskan bahwa kelembaban tidak memiliki dampak signifikan pada baterai mobil listrik. Dia menjelaskan bahwa baterai sudah dilengkapi dengan perlindungan IP67 yang mencegah kelembaban masuk dan memengaruhinya.
Baca Juga:
PLN: Ngecas Mobil Listrik Tidak Harus Tunggu Baterai Sampai 0%
Sebaliknya, Danang mengingatkan pengguna agar tidak terlalu sering mengisi ulang mobil listrik dengan energi listrik yang besar. Hal ini bertujuan untuk menjaga daya tahan baterai agar lebih lama.
“Mengecas dengan power yang terlalu gede itu enggak sehat juga. (AC Charger) kalau dalam jangka panjang, itu sebenarnya lebih sehat untuk baterai,” kata Danang.
“Enggak cuma Air EV, semua mobil listrik kalau kita charge dengan daya yang enggak terlalu gede itu relatif lebih awet,” ujarnya.