WahanaNews.co |
Potensi bencana tsunami yang diperkirakan akan mengancam daerah di sekitar
pesisir pantai di Banyuwangi selatan, Jawa Timur, membuat warga, khususnya
nelayan yang ada di Kecamatan Muncar, meningkatkan kewaspadaannya.
Sesuai analisis Badan Meteorologi, Klimatologi,
dan Geofisika (BMKG), daerah dengan potensi perikanan yang sangat melimpah itu
diprediksi juga akan terkena dampak ombak setinggi empat hingga tujuh meter.
Baca Juga:
BMKG Hang Nadim: Kota Batam Berpotensi Hujan Sepanjang Hari Ini
"Kita sudah lama mendengar akan ada tsunami
itu," terang Hariyanto, 49, salah satu nelayan asal Dusun Palurejo, Desa
Tembokrejo, Kecamatan Muncar.
Hanya saja, terang dia, para nelayan masih
tetap melakukan aktivitas melaut seperti biasa.
Bahkan, para nelayan juga menganggapi biasa
terhadap prediksi akan ada tsunami tersebut.
Baca Juga:
Hingga 25 November: Prediksi BMKG Daerah Ini Berpotensi Cuaca Ekstrem
"Tidak ada yang perlu ditakutkan, itu masih
prediksi," ujar Hariyanto kepada wartawan.
Selama ini, jelas dia, masyarakat yang tinggal
di sekitar pesisir pantai juga sering diberi pelatihan terkait simulasi
tsunami.
Meski tsunami itu memiliki daya hancur yang
sangat besar, warga tidak ada yang panik, dan menanggapi biasa saja.
"Isu tsunami selalu muncul, bahkan setiap
tahun. Dan itu membuat warga kebal dan sudah siap mental," katanya.
Koordinator Kelompok Masyarakat Pengawas
(Pokmaswas) Pantai Satelit, Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar, Tukimin,
menyampaikan berita terkait prediksi tsunami yang akan melanda di Pantai Muncar
sudah sering didengar.
Oleh sebab itu, masyarakat nelayan lebih
meningkatkan kewaspadaannya.
Saat ini, aktivitas masyarakat, khususnya di
daerah pesisir pantai, masih biasa saja.
"Tidak ada yang berubah terkait aktivitas
masyarakat maupun nelayan," terangnya.
Menurut Tukimin, di wilayah Kecamatan Muncar
ini ada enam desa yang memiliki wilayah pantai.
Desa itu, jelas dia, Desa Kumendung,
Sumbersewu, Tembokrejo, Kedungrejo, Kedungringin, dan Wringinputih.
Untuk mengantisipasi adanya bencana tsunami,
pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan pokmaswas di setiap desa yang memiliki
wilayah pantai.
"Kita sudah koordinasi," jelasnya.
Jika nanti ada tanda-tanda bencana tsunami,
semua Pokmaswas itu bisa segera menginformasikan kepada masyarakat.
"Terkait bencana tsunami itu masyarakat sudah
siap dan waspada. Kami juga siap 24 jam melakukan pemantauan di perairan,"
cetusnya. [dhn]