WAHANANEWS.CO, Denpasar - Banjir ekstrem mengguncang Bali dengan kedahsyatan yang belum pernah terlihat selama puluhan tahun, merendam ratusan bangunan dan menelan korban jiwa.
Data sementara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Kamis (11/9/2025) pukul 12.00 Wita mencatat, sebanyak 14 orang tewas dan dua orang lainnya masih dalam pencarian.
Baca Juga:
Banjir Pakistan Tewaskan 921 Orang, Jutaan Warga Mengungsi
Banjir tersebut melanda tujuh kabupaten dan kota di Bali.
Gubernur Bali I Wayan Koster meninjau langsung lokasi terdampak seperti Pasar Badung, Jalan Gajah Mada, dan sekitarnya, lalu menyebut peristiwa ini tak pernah terjadi dalam 70 tahun terakhir.
“Hujan deras kali ini luar biasa, bahkan menurut pedagang sudah 70 tahun tidak pernah terjadi hujan sebesar ini. Kami akan menetapkan status darurat untuk percepatan penanganan, termasuk alokasi anggaran tak terduga bagi kerugian masyarakat,” ujar Koster.
Baca Juga:
Atasi Banjir Musiman, Pemkot Jambi Bangun Drainase Beton dan Optimalisasi Lahan Resapan
Pemprov Bali mendata ada 43 titik banjir di Kota Denpasar, dengan dua titik terparah yakni kawasan Pasar Badung dan sepanjang aliran Tukad Badung serta kawasan Jalan Pura Demak.
BNPB Bali melaporkan total ada 123 titik banjir, terdiri atas 81 titik di Kota Denpasar, 14 di Kabupaten Gianyar, 4 di Kabupaten Karangasem, serta sejumlah titik lain di Kabupaten Jembrana dan Badung.
Selain itu, longsor terjadi di 18 lokasi, dengan rincian lima titik di Gianyar, 12 titik di Karangasem, dan satu titik di Badung.
Bencana banjir juga memicu 16 titik bangunan jebol, dua di Gianyar, dua di Badung, 11 di Karangasem, dan satu di Denpasar.
Hingga Rabu (10/9/2025) malam, sebanyak 240 orang mengungsi di sejumlah titik di Denpasar, antara lain Banjar Tohpati, Kesambi, Gedung NU, dan SD Pemecutan Kelod.
Danrem 163/Wirasatya Brigjen TNI Ida I Dewa Agung Hadisaputra menyebut, di area Pasar Badung terdapat 50 hingga 70 kendaraan yang masih terjebak di basement dengan ketinggian air mencapai 8 meter.
“Kami menyiapkan kendaraan khusus untuk menarik mobil-mobil tersebut, sekaligus kerahkan empat Satuan Setara Kompi untuk pembersihan di Pasar Kumbasari, Pasar Badung, dan Jalan Pulau Demak,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto memastikan timnya hadir dengan komposisi lengkap, termasuk staf khusus Kemenko PMK, untuk membantu penyelesaian masalah di lapangan.
"Logistik awal berupa pompa dan genset sudah kami serahkan. Itu langsung kami hibahkan untuk percepatan penyedotan air,” katanya.
Suharyanto menyoroti faktor cuaca ekstrem yang jarang terjadi di Bali, termasuk fenomena atmosfer berupa gelombang equatorial Rossby dan Kelvin yang memicu hujan dengan intensitas luar biasa.
"Kenapa sekarang besar sekali? Curah hujannya sangat tinggi karena ada fenomena atmosfer berbeda dari biasanya. Kami sudah berkonsultasi dengan BMKG bahwa gelombang ini sudah tidak ada di Bali dan mengarah ke barat,” jelasnya.
Dia menegaskan, penetapan status darurat bencana tidak terkait kepemimpinan, melainkan untuk mempercepat administrasi bantuan dari pusat ke daerah.
BNPB memastikan pasokan logistik terus diberikan, termasuk makanan bayi dan anak-anak, serta mendukung penuh pencarian korban hilang bersama Basarnas.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]