WAHANANEWS.CO, Jakarta - Pemeriksaan massal untuk mendeteksi paparan zat radioaktif Cesium-137 di Kecamatan Cikande berubah menjadi alarm darurat kesehatan publik yang tidak bisa lagi ditunda.
Pemerintah Kabupaten Serang memastikan 200.000 warga yang tinggal di zona paparan akan menjalani pemeriksaan kondisi kesehatan mereka secara bertahap.
Baca Juga:
Horor Radiasi Cs-137 di Cikande, Pemerintah Turun Tangan Dekontaminasi Kawasan Industri
Bupati Serang, Ratu Rachmatuzakiyah menyatakan pemeriksaan ini akan terus dijalankan tanpa jeda untuk memastikan seluruh penduduk terdampak mendapatkan intervensi medis sejak dini.
“Pemeriksaan kesehatan terus akan kita lakukan, terus berjalan karena total warga 200.000 jadi kita intervensi bidang kesehatan,” ujarnya kepada wartawan di Kantor Kecamatan Cikande, Senin (13/10/2025).
Zakiyah sudah memerintahkan Dinas Kesehatan untuk mempercepat proses skrining terutama di wilayah yang ditetapkan sebagai zona merah radiasi Cesium-137.
Baca Juga:
Radiasi Mematikan Chernobyl, Jejak Kelalaian yang Abadi
“Saya minta ke Dinkes setiap hari nanti akan dilakukan pemeriksaan bagi masyarakat minimal 2.000 orang dalam satu hari, karena semuanya kita periksa,” tambahnya.
Ia juga meminta masyarakat tidak menunggu gejala muncul dan segera mendatangi Puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan pemeriksaan dan langkah medis jika ada indikasi paparan radiasi.
Selain mengoptimalkan Puskesmas, Pemkab Serang juga akan membuka posko-posko kesehatan agar warga lebih mudah mengakses layanan pemeriksaan.
“Mereka langsung ke sana nanti kita buka posko-posko kesehatan,” kata Zakiyah.
Gubernur Banten, Andra Soni menyatakan bahwa pemeriksaan tidak hanya difokuskan kepada penduduk setempat tetapi juga seluruh pekerja industri di kawasan Cikande yang berpotensi berada dalam jalur paparan.
“Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten melakukan pemeriksaan kesehatan kepada seluruh wilayah, seluruh masyarakat di sekitar termasuk pegawai-pegawai yang ada di kawasan,” jelas Andra.
Pemeriksaan massal ini diharapkan menjadi langkah krusial untuk mendeteksi dampak radiasi sekaligus mengantisipasi risiko kesehatan jangka panjang akibat paparan zat radioaktif yang disebut telah mencapai tingkat berbahaya di sejumlah titik.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]