WahanaNews.co, Palembang - Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, menyatakan bahwa ratusan kerbau di daerah tersebut mati mendadak diduga karena terjangkit virus septiceimia epizootica (SE).
Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan OKI, Dedy Kurniawan, dalam keterangan tertulis yang diterima di Palembang, Selasa 916/4/2024), mengatakan pihaknya mencatat hingga 13 April 2024 jumlah kerbau mati mendadak sudah mencapai 431 ekor.
Baca Juga:
Penjabat Gubernur Gorontalo: Kajian Sesar Aktif BMKG Mitigasi Risiko Bencana
"Setelah dilakukan pengujian laboratorium terhadap dugaan keracunan di Balai Veteriner Lampung, hasilnya negatif. Tapi berdasarkan pemeriksaan fisik dan klinis menunjukkan gejala penyakit septiceimia epizootica," ujarnya.
Dedy menjelaskan, pihaknya telah melakukan langkah kongkrit sejak menerima laporan dari masyarakat dengan melakukan penguburan terhadap bangkai kerbau, disinfeksi massal terhadap kandang kerbau, pengobatan serentak, dan vaksinasi.
Terkait kematian kerbau pascavaksinasi, ia mengatakan bisa terjadi karena ternak sudah terlebih dahulu terjangkit virus SE, namun tampak sehat dan tidak menunjukkan gejala sakit.
Baca Juga:
Distanak Sultra Siap Mitigasi Musim Kemarau Mulai Agustus 2024
Menurut dia, meluasnya virus tersebut karena bangkai ternak kerbau yang terlambat dikubur, pemotongan ternak yang sakit di sekitar lokasi kandang, pemindahan ternak dari daerah tertular ke daerah steril, serta lalu lintas penjualan kerbau yang intens.
Karena itu, Dedy mengimbau agar para peternak tetap memvaksinasi ternak mereka karena tidak ada efek samping pascavaksinasi, serta melakukan tindakan mitigasi supaya penyakit itu tidak menulari ternak lainnya.
"Upaya mitigasi di antaranya dengan memaksimalkan kebersihan kandang, menjaga pakan, pemberian multivitamin dan semacamnya untuk meningkatkan data tahan tubuh ternak," kata dia.
[Redaktur: Sobar Bahtiar]