WahanaNews.co | PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Bekasi bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi terus mensosialisasikan migrasi kompor gas elpiji ke kompor induksi ke masyarakat.
Tercatat, hingga Agustus 2022, sebanyak 1.986 pelanggan PLN Bekasi telah menggunakan kompor induksi.
Baca Juga:
Lewat ‘Rumah BUMN’, PLN Ramaikan INACRAFT 2025
Manager PLN UP3 Bekasi, Rahmi Handayani mengatakan, program migrasi kompor gas elpiji ke kompor induksi salah satu program yang sedang digalakan pihaknya.
PLN Bekasi juga sedang membuat sejumlah skema penyediaan kompor, alat masak, beserta pergantian sambungan listrik untuk pelanggan daya 450 dan 900 Volt ampere (VA) serta 1.300 VA.
“Kegiatan yang efektif untuk sosialisasi kompor induksi ke masyarakat salah satunya lewat program milik Pemkot Bekasi yakni pertemuan tatap muka dengan masyarakat seminggu sekali (Minggon),” ujar Rahmi usai mengikuti apel Minggon di lapangan Yon Armed di Kecamatan Bantargebang, Kamis (11/8/2022).
Baca Juga:
Lewat ‘Rumah BUMN’, PLN Ramaikan INACRAFT 2025
Rahmi mengatakan, PLN UP3 Bekasi untuk kali ketiga telah mengikuti kegiatan minggon yang rutin dilaksanakan oleh Pemkot Bekasi. Diakuinya, setelah ikut program minggon pihaknya mencatat ada penambahan pengguna kompor induksi 315 pelanggan.
“Rinciannnya terbagi atas pelanggan dari ULP Bekasi Kota 76, ULP Medansatria 40, ULP Babelan 49, ULP Bantargebang 81 dan ULP Mustikajaya 69 pelanggan,” terangnya.
Rahmi mengungkapkan, total pelanggan di UP3 Bekasi sebanyak 976.873 pelanggan. Hal itu terbagi atas ULP Bekasi Kota 199.762, ULP Medansatria 111.592, ULP Babelan 217.056, ULP Bantargebang 213.719 dan Mustikajaya 234.744 pelanggan.
“Saat ini sebanyak 1.986 pelanggan dari 4 ULP yang ada sedang menjalankan program nyaman kompor induksi. Kami optimis nantinya 973.553 pelanggan dari masing masing ULP berpotensi migrasi ke kompor induksi,” imbuhnya.
Sementara itu, Plt Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto mengapresiasi langkah PLN UP3 Bekasi yang telah bersinergi dengan pemerintah daerah dalam mensosialisasikan penggunaan kompor induksi.
Pemkot Bekasi pun, kata Tri, akan terus berkomitmen mendukung transisi energi lewat percepatan program penggunaan kompor induksi di masyarakat.
“Saya mengimbau, masyarakat atau pelanggan rumah tangga PLN beralih menggunakan kompor induksi untuk keperluan memasak sehari-hari,” kata dia.
“Dengan perubahan dari satu sistem, harga LPG 3 kg lebih murah dan listrik seakan-akan lebih mahal bisa matching (cocok). Listriknya akan mendapat insentif sehingga biaya memasak menggunakan kompor induksi ini bisa lebih murah dibandingkan pakai LPG,” papar Tri dalam kesempatan yang sama.
Tri menjelaskan, kompor induksi dengan kompor listrik memiliki perbedaan. Salah satunya, beda cara pemanasannya. Kompor induksi menggunakan energi elektromagnetik untuk memanaskan secara langsung alat masaknya seperti panci dan wajan.
Sebagai perbandingan, kompor listrik secara tidak langsung memanaskan panci. Kompor listrik menggunakan elemen pemanas, dan mengalirkan energi radiasi ke makanan.
“Dari segi keamanan, kompor induksi lebih aman ketimbang kompor listrik atau gas. Ini karena kompor induksi bekerja dengan cara memanaskan peralatan masak secara langsung melalui induksi magnetik. Jadi, permukaan kompor tidak ikut dipanaskan sehingga tetap aman jika disentuh, sementara kompor listrik tidak aman disentuh,” pungkas Tri.[mga]