WAHANANEWS.CO, Jakarta - Fenomena penampakan Gunung Lawu dengan "topi" ternyata merupakan peristiwa alam yang bisa berbahaya bagi pendaki dan penerbangan pesawat.
Salah satu warga Kabupaten Magetan dan Ngawi, Jawa Timur, sempat mengabadikan momen ini.
Baca Juga:
Destinasi Hits Terbaru Indonesia, 5.000 Wisatawan Serbu IKN Setiap Hari
Parasito Djoyo, warga Ngawi yang berjarak sekitar 27 kilometer dari Gunung Lawu, berhasil merekam pemandangan tersebut.
"Saya melihat fenomena ini dari pukul 05.30 WIB hingga sekitar 06.30 WIB, ada awan yang tampak di atas puncak Gunung Lawu," ujarnya, mengutip Lentera Today, Jumat (5/9/2024).
Joko Prayitno, warga Desa Ngariboyo, Kabupaten Magetan, juga menyaksikan penampakan awan di atas Gunung Lawu sekitar pukul 06.00 WIB. Menurutnya, fenomena ini hampir terjadi setiap tahun.
Baca Juga:
Netanyahu Tawarkan Rp79 Miliar untuk Bebaskan Satu Sandera di Gaza
Ahli madya dari BMKG Nganjuk, Setiyaris, menjelaskan bahwa fenomena "topi" di atas Gunung Lawu merupakan kejadian alam yang terjadi ketika awan naik ke atas tetapi terhalang oleh angin kencang, sehingga terbentuk gumpalan awan yang menyerupai topi, dikenal sebagai awan lentikular.
"Awan ini sebenarnya ingin naik ke atas, tetapi terhalang oleh angin yang kuat di atasnya, sehingga terjebak di sana," jelasnya.
Menurut Setiyaris, keberadaan awan "bertopi" di atas Gunung Lawu berbahaya bagi penerbangan dan pendaki.
Awan ini menandakan adanya angin kencang yang dapat berbahaya bagi pesawat.
Selain itu, awan tersebut juga membawa uap air yang bisa menyebabkan hujan deras di puncak, sehingga pendaki perlu waspada.
"Awan ini perlu dihindari oleh penerbangan karena menunjukkan adanya angin kencang. Karena mengandung uap air, ada potensi hujan lebat yang perlu diwaspadai oleh para pendaki," tambahnya.
[Redaktur: Elsya Tri ahaddini]