WahanaNews.co | Sebanyak 13 korban penyerangan oleh kelompok TPNPB-OPM di Kampung Majnik, Distrik Moskona Barat, berhasil dievakuasi ke Kota Bintuni, Papua Barat.
Empat korban di antaranya meninggal dunia.
Baca Juga:
Sejumlah Tokoh Masyarakat Paniai Mengutuk Keras Aksi KKB di Paniai
Tim gabungan yang melakukan evakuasi dilaporkan tiba sekitar pukul 21.00 WIT di RSUD Teluk Bintuni.
Kapolres Teluk Bintuni, AKBP Junov Siregar, menyebut, proses evakuasi berlangsung aman dan lancar.
"Perjalanan sekitar empat sampai lima jam dari Kota Bintuni ke lokasi kejadian. Semua korban kita evakuasi kecuali satu korban perempuan yang masih dalam pencarian," ujar Junov, Jumat (30/9/2022).
Baca Juga:
OPM Sebut TNI Kerahkan Pesawat dan Bom di Papua, Mabes: Tidak Benar
Junov mengatakan, korban selamat langsung mendapat penanganan medis, termasuk korban yang terkena tembakan.
Sementara dua dari empat korban tewas pembantaian OPM ditemukan dalam kondisi hangus terbakar.
"Empat korban meninggal mendapat banyak luka bacokan, dua di antaranya juga dalam kondisi hangus," katanya.
Lebih lanjut, Junov memastikan, kondisi Distrik Muskona hingga malam ini dalam keadaan kondusif.
Pengamanan dilakukan di Distrik tersebut, juga dibantu dengan adanya keberadaan Pos Yonif 136.
"Untuk Kabupaten Bintuni juga kita pastikan aman hingga malam ini. Kami bersama Kodim/1806 dibackup Brimob akan tetap mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan," ujarnya.
OPM Dikecam
Sementara itu, Dewan Perwakilan Rakyat Papua Barat (DPRPB) dan Majelis Rakyat Papua Barat (MRPB) mengecam aksi pembantaian yang dilakukan OPM terhadap empat warga sipil yang merupakan pekerja proyek Jalan Trans Papua Barat pada Kamis (29/9/2022) kemarin.
Ketua DPRPB, Orgenes Wonggor, menyebut tindakan OPM tersebut sangat tidak manusiawi serta bertentangan dari nilai adat dan agama.
"Adat apapun dan agama manapun tidak ada yang mengajarkan seseorang untuk bertindak dengan cara yang sadis dan tidak manusiawi," kata Wonggor.
Wonggor menambahkan, sangat tidak adil tindakan yang dilakukan kelompok separatis terhadap orang orang yang sudah berkontribusi terhadap pembangunan di Provinsi ini.
Maka, ia meminta TNI/Polri untuk segera bertindak mencari, menangkap, dan menghukum para pelaku sesuai dengan perbuatan mereka.
"Secara pribadi dan kelembagaan, kami tidak terima dengan tindakan keji seperti itu," ujarnya.
Senada, Ketua MRPB, Maxi Nelson Ahoren, juga mengecam tindakan yang menurutnya dilakukan oleh kelompok yang sama dengan dua insiden sebelumnya.
"Kelompok ini kalau kita lihat, mereka mereka saja yang melakukan aksi kriminal. Kami minta aparat segera bertindak melakukan langkah langkah hukum," kata Maxi.
Maxi menyarankan pemerintah pusat, melalui kementerian terkait, memberikan proyek pembangunan jalan Trans terhadap TNI agar Proyek Strategis Nasional (PSN) itu bisa segera tuntas.
"Bagaimana pembangunan bisa segera tuntas jika kemanan ini tidak terjamin dengan kebeadaan mereka. Kalau dikerjakan TNI, mereka bisa sekaligus menjaga keamanan," ujarnya.
Sebelumnya, TPNPB-OPM di bawah pimpinan Arnoldus Kocu melaporkan telah membantai empat pekerja jalan Trans Papua Barat di Kampung Majnik, Distrik Miskona Barat, Kabupaten Telul Bintuni, Kamis (29/9/2022).
Pada hari yang sama, mereka juga menyerang 12 orang yang berada di dekat Kampung itu.
Satu orang terkena peluru di lengan bagian kanan.[gun]