WahanaNews.co | Kepala Biro Perekonomian Provinsi Sumatra Utara (Pemprov Sumut) Naslindo mengungkapkan bahwa pemerintah akan melakukan upaya-upaya penanggulangan terhadap tingginya harga komoditas pangan seperti telur, cabai merah dan bawang merah.
"Jadi memang kita mau memastikan dari hulu sampai hilir ya. Dari hulu tentu dari sisi produksi. Ya kan ada beberapa komoditas yang sekarang ini naik, tapi sebenarnya kita surplus," ucap Naslindo di Medan, Senin (12/12/2022).
Baca Juga:
Ternyata Harga Asli BBM Pertalite Bukan Rp10.000 per Liter
Ia mencontohkan komoditas yang sejatinya surplus, tapi malah mengalami kenaikan harga, yaitu telur.
"Telur itu kita surplus ya. Tadi kita mengecek salah satu distributor telur yang cukup besar di Sumatra Utara ya. Nah, ternyata mereka itu pendistribusiannya Kota Medan, Aceh, Batam dan Jakarta," tambahnya.
Naslindo mengungkap jika telur didistribusikan di Sumut, maka secara umum pastilah harga telur akan turun. Karena mekanisme pasar akan berlaku, banyak barang, maka harga akan turun.
Baca Juga:
Polda Sumut Raih Penghargaan Terbaik Kompolnas Awards 2024
"Saya hitung tadi selisih dari mereka ambil dari peternak-peternak telur itu dan yang mereka jual. Selisih yang mereka jual dengan harga di pasar kan ada sekitar Rp200. Jadi disparitasnya itu Rp200 per 1 butir telur," kata Naslindo.
Inilah yang diminta oleh Pemprov Sumut kepada perusahaan-perusahaan penghasil komoditas pangan di wilayah Sumut seperti telur, hendaknya lebih dahulu memenuhi kebutuhan lokal. Penuhi dalam pengertian sampai jenuh. Kalau jenuh, artinya harga bisa lebih turun lagi. Karena, sambung Naslindo, evaluasi harga sekarang dibanding harga sebelumnya sudah cukup tinggi.
"Kalau untuk komoditas cabai merah, sama. Cabai kita surplus tapi sekarang lagi naik harganya karena produksi khusus di bulan Desember ini memang berkurang. Musim hujan ini mempengaruhi produksi. Tanah itu keasamannya menjadi tinggi, ini berpengaruh pada nutrisi cabainya menjadi rendah, sehingga produksi akan menurun," tuturnya.