WAHANANEWS.CO, Sidoarjo - Tragedi memilukan ambruknya Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran akhirnya menyingkap identitas lima korban meninggal setelah melalui proses post mortem di Rumah Sakit Islam (RSI) Siti Hajar Sidoarjo.
Empat jenazah berhasil diidentifikasi dan diumumkan pada Rabu (1/10/2025) malam, sementara seorang korban lainnya baru diketahui pada Kamis (2/10/2025).
Baca Juga:
Korban Jiwa Kerusuhan Nepal Bertambah, Total Tewas Capai 72 Orang
Plt Kabid Pelayanan Penunjang Non Medis RSI Siti Hajar, dr Erly Mawar Nur Aini memastikan, seluruh korban meninggal sudah diserahkan kepada pihak keluarga.
"Jenazah (korban tragedi Ponpes Al Khoziny) yang sudah berhasil diidentifikasi sudah diambil semua oleh keluarga. Saat ini sudah tidak ada jenazah," kata Erly saat dikonfirmasi pada Kamis (2/10/2025).
Identitas kelima korban tersebut yakni Maulana Alfan Ibrahimavic (13) asal Pabean Cantian, Muhammad Masudulat (14) warga Dukuh Pakis, Surabaya, Muhammad Soleh (22) asal Jalan Madura, Bangka Belitung, Rafi Catur Okta Mulya Pamungkas (17) asal Putat Jaya, serta Moch Agus Ubaidillah (14) asal Gresik Gadukan, Surabaya.
Baca Juga:
Banjir Ekstrem Bali Telan 14 Korban Jiwa, Terparah dalam 70 Tahun
Kasubbidokpol Biddokkes Polda Jatim, AKBP dr Adam Bimantoro menegaskan, pihaknya mengutamakan ketepatan dalam proses identifikasi jenazah.
"Yang utama (identifikasi korban) adalah ketepatan, bukan kecepatan. Daripada terburu-buru tetapi salah memberikan kepada keluarga lain, tentu akan menimbulkan masalah," ujarnya.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meninjau kesiapan tempat identifikasi jenazah korban di RSI Siti Hajar.
"Post mortem ini yang disiapkan di Siti Hajar. Jadi saya sebetulnya ingin melakukan monitoring, kesiapsiagaan semua layanan kita," kata Khofifah di RSI Siti Hajar, Kamis (2/10/2025).
Khofifah menambahkan, sejumlah petugas disiagakan di pos identifikasi, mulai dari tim disaster victim identification (DVI), Inafis Polda Jatim, hingga tim forensik.
"Ada DVI, ada Tim Inafis, jadi ada ya ini perangkat-perangkat yang dari tim dokter, ini ada tim forensik yang di depan. Mereka masih membutuhkan mobil cold storage (kotak penyimpanan)," ujarnya.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]