WahanaNews.co | Kasus Campak Rubela di delapan daerah Jawa Timur meningkat. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengimbau seluruh masyarakat untuk waspada.
Delapan daerah itu yakni Kota Batu dengan 4 kasus, Kabupaten Bangkalan 13 kasus, Kabupaten Magetan 10 kasus, Kabupaten Sampang 57 kasus, Kabupaten Pamekasan 25 kasus, Kabupaten Sumenep 55 kasus, Kabupaten Pasuruan 34 kasus, dan Kabupaten Probolinggo 5 kasus.
Baca Juga:
Buka Kejuaraan Nasional Renang Antar Klub Se-Indonesia, Wamenpora Harap Dapat Lahirkan Atlet Berprestasi
Khofifah meminta jajaran dinas kesehatan, rumah sakit hingga layanan kesehatan mengantisipasi agar penyebaran penyakit campak pada anak tidak meluas.
Ia pun mengimbau masyarakat untuk melengkapi status vaksinasi campak rubella (MR) pada anak.
"Kami imbau kepada masyarakat untuk waspada terhadap penyakit campak dan segera lengkapi vaksinasi campak rubella (MR) anak, karena saat ini tengah terjadi peningkatan kasus campak di beberapa daerah di Jawa Timur," kata Khofifah, Senin (23/1).
Baca Juga:
Kemen PPPA Tegaskan Komitmen Lindungi Korban Kekerasan Seksual dengan Regulasi dan Layanan Terpadu
Khofifah menyebut peningkatan kasus campak ini terjadi karena penurunan cakupan imunisasi yang signifikan saat pandemi Covid-19. Menurutnya, banyak anak yang tidak mendapatkan imunisasi rutin lengkap.
"Kasus Campak terjadi dikarenakan rendahnya cakupan imunisasi MR/MMR. Oleh karena itu, kepada orang tua harus memastikan buah hatinya sudah mendapatkan cakupan vaksinasi yang lengkap," ujarnya.
Mantan Menteri Sosial itu mengatakan masyarakat bisa segera membawa anak ke puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan terdekat jika menemukan gejala campak.
"Penyakit ini sangat mudah menular, jika ditemukan 1 kasus, maka bisa menularkan 12-18 orang di sekitarnya. Namun, campak sangat mudah dicegah dengan imunisasi. Mohon dipastikan semua anak-anak mendapatkan 3 kali imunisasi campak yaitu pada saat umur 9 bulan, 18 bulan dan kelas 1 SD," katanya.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Jatim Erwin Astha mengatakan pihaknya telah melakukan beberapa upaya untuk mengendalikan kasus campak di Jatim.
Mulai dari penyelidikan epidemiologi hingga memberikan rekomendasi pelaksanaan Outbreak Respons Immunization (ORI) atau pemberian tambahan imunisasi MR untuk melindungi kelompok masyarakat yang berisiko.
Ia menambahkan Dinkes Jatim juga menyediakan logistik berupa vaksin MR untuk pelaksanaan Outbreak Respons Immunization (ORI) di kabupaten/kota yang membutuhkan.
"Selain itu, untuk mencegah meluasnya PD3I (Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi), Gubernur Jatim juga telah mengeluarkan surat kewaspadaan KLB PD3I pada bulan Juli 2022," kata Erwin.[rgo]