WahanaNews.co | Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Gilang Endi Saputra (21), diketahui tewas ketika mengikuti pendidikan dasar (Diksar) Resimen Mahasiswa (Menwa). Ayahnya, Sunardi, mengenang momen ketika sang putra memilih ikut menwa dan bersiap-siap untuk menjalani diksar.
Bagi Sunardi, keikutsertaan Gilang dalam menwa adalah sebuah keunikan tersendiri, karena sebelumnya ia memang menawarkan jadi penegak hukum ataupun prajurit seperti dirinya.
Baca Juga:
Chatarina Girsang Jadi Plt. Rektor Uiversitas Sebelas Maret Gantikan Jamal Wiwoho
Sunardi yang merupakan pensiunan TNI tersebut menceritakan bahwa usai kuliah Gilang sempat pulang ke rumah di Desa Dayu, Kecamatan Karangpandan, Karanganyar. Saat itu Gilang mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk mengikuti Diksar Menwa.
"Pamitnya hari Jumat (22/10). Dulu anak itu disuruh jadi tentara nggak mau, polisi nggak mau, setelah sudah kuliah malah ikut menwa. Semangat sekali, kemarin berangkat itu semangat sekali," ujar Sunardi di Karanganyar, Senin (25/10).
Sunardi mengaku ikut sibuk menyiapkan perlengkapan putranya yang hendak mengikuti Diksar Menwa itu. Sunardi pun sempat memberikan sepatu PDL baru miliknya untuk Gilang.
Baca Juga:
Fokus Pada Layanan Perbankan untuk Sektor Edukasi, Bank Muamalat Gandeng UNS dan UNY
"Kontak terakhir Jumat malam itu. Malam-malam saya nyariin perlengkapan karena dadakan kan. Anak saya bilang, 'Pak sepatunya yang PDL', kebetulan saya masih punya cadangan ada di dus masih baru. Saya cuci tak beliin semir, saya semir dulu, saking semangatnya," kenang Sunardi.
Sunardi pun mengaku tak tahu kondisi Gilang usai berangkat mengikuti diksar menwa itu. Baru pada Senin dini hari tadi, dua orang perwakilan mahasiswa mendatangi rumahnya dan mengabarkan berita buruk tersebut.
"Informasi awal katanya anak saya kesurupan, tapi kok kondisinya seperti itu," ucap Sunardi.
Sunardi menyebut proses hukum terkait meninggalnya Gilang masih terus berlanjut. Hal ini untuk memberikan kepastian penyebab meninggalnya.
"Saya nggak menuduh kesalahan siapa. Saya cuma ingin tahu, kan belum tentu penganiayaan hasilnya (autopsi), kita nggak bisa nuduh kan. Bagaimanapun hasilnya saya terima dengan ikhlas," katanya.
Imbas tewasnya Gilang, rektorat UNS menghentikan sementara Diksar Menwa dan mengevaluasi seluruh rangkaian kegiatan tersebut.
"Sementara kita hentikan terutama yang menyangkut kegiatan-kegiatan fisik di lapangan. (Tidak hanya Menwa) Untuk sementara waktu ini kita hentikan semuanya," ujar Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UNS, Prof Ahmad Yunus, saat ditemui di TPU Keti, Desa Dayu, Kecamatan Karangpandan, Karanganyar, Senin.
"Tidak sampai dibekukan, kita hentikan sementara. Kita evaluasi semuanya apa yang kurang harus kita lengkapi," imbuhnya.
Ahmad memastikan kegiatan Diksar Menwa tersebut digelar atas sepengetahuan pihak kampus. Termasuk kegiatan yang dilakukan di wilayah Jurug, yang berada di luar wilayah kampus UNS.
"Pelatihan yang diadakan oleh Menwa, kita sudah memberikan izin kegiatan itu di kampus. Yang di Jurug itu salah satu rangkaian yang ada di kampus, karena tidak jauh makanya kita izinkan," terangnya.
Pihak kampus, terang Ahmad, telah memberikan pendampingan kepada keluarga hingga proses autopsi. Pihak UNS juga menanggung seluruh biaya akibat peristiwa ini.
"Tadi atas izin keluarga kita sudah melakukan autopsi, kita juga ikut menunggui, dan semua biaya tanggung jawab UNS," kata dia.
Pihaknya kini tengah menunggu hasil autopsi untuk mengetahui penyebab pasti kematian korban Gilang. UNS menyerahkan seluruh proses kepada aparat kepolisian. [qnt]