WahanaNews.co | Akibat kecelakaan tambang yang diduga ledakan gas metan di area milik PT Nusa Alam Lestari (NAL) di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, Jumat (10/12), Kepala Divisi Humas (Kadivhumas) Polri Irjen Pol. Dedi Prasetyo menyebutkan ada sembilan orang tewas.
"Rincian 14 korban terdiri atas sembilan orang meninggal dunia, dua orang selamat, satu orang luka bakar 30 persen, satu orang luka ringan, dan satu orang masih terkurung di tempat kejadian," kata Dedi saat dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.
Baca Juga:
Pemadaman Listrik di Sukarame Baru Labura: Warga Resah Akibat Ledakan Travo
Kecelakaan tambang itu berada di area tambang PT NAL, yang memegang izin usaha tambang (IUP) atas lahan seluas 94 hektare di Desa Salak, Kecamatan Talawi Kota Sawahlunto sejak 2020. Kapolres Sawahlunto AKBP Purwanto Hari Subekti telah berada di lokasi dan hingga kini pencarian masih dilakukan terhadap satu korban yang tertimbun.
"Diperkirakan para pekerja lubang tambang yang masih terkurung di dalam lubang berada pada kedalaman kurang lebih 200 meter, yang belum diketahui kondisi para pekerja tersebut," tambah Dedi.
Berdasarkan laporan, peristiwa ledakan terjadi sekitar pukul 08.30 WIB di lubang tambang IUP PT NAL Sapan Dalam Desa Salak, Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto. Saat kejadian diketahui, kondisi lubang terdapat kandungan gas metan. Selain itu juga terdapat beberapa reruntuhan akibat letupan kecil di lubang tambang.
Baca Juga:
Ledakan Gudang Amunisi di Ciangsana, 31 Rumah Warga Rusak
Sebelumnya, Kapolda Sumatera Barat Irjen Pol. Suharyono mendapatkan informasi bahwa penambangan di Sawahlunto dilakukan oleh penambang legal, namun penambangan masih dilakukan dengan cara manual dan tradisional.
Berikut data korban meninggal dunia akibat ledakan tambang di Sawahlunto:
1. Eri Mario (46), buruh harian lepas, alamat Desa Sikalang, Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto