WahanaNews.co |
Najwa, balita berusia 5 tahun di Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan
(Sulsel), hilang bersama perahu milik ayahnya yang ditumpanginya.
Baca Juga:
Bom Ikan Meledak di Perahu, Nelayan asal Banggai Sulteng Tewas Mengenaskan
Mulanya, ayah Najwa terjatuh dari perahu dan sempat ditolong
warga, sementara Najwa yang tertidur tetap berada di perahu seorang diri dan
sudah 6 hari belum ditemukan.
Koordinator Basarnas Selayar Febrianto Tri Setiawan
menjelaskan, laporan yang diterima Basarnas mengungkap bahwa Najwa dengan
ayahnya menaiki perahu jolloro dari Pulau Kabaena di Sulawesi Tenggara (Sultra)
menuju Pulau Latondu, Selayar, Sulsel.
"Info awal yang kami terima itu kalau korban ini,
bapaknya atas nama Roma, anaknya atas nama Najwa (5) berangkat dari Sultra
(Pulau Kabaena) hanya berdua menggunakan kapal jolloro," kata Febrianto,
Kamis (8/4/2021).
Baca Juga:
Kapal BBM Pertamina Terbakar di Laut Mataram, 3 ABK Tewas
Saat perahu berada di dekat Pulau Tarupa, Selayar, pada
Kamis (1/4), sang ayah terjatuh ke laut karena perahu yang ditumpangi dihantam
gelombang besar setinggi sekitar 3 meter.
"Di pertengahan jalan, sudah dekat Pulau Tarupa,
bapaknya berdiri untuk melihat jelas itu Pulau Tarupa, karena memang dia tembak
(berlabuh sementara) di Pulau Tarupa. Saat berdiri di perahu gelombang besar
datang sehingga kapalnya dihantam gelombang, bapaknya ini terjatuh," jelas
Febrianto.
Nahasnya, menurut Febrianto, perahu jolloro milik Roma itu
tetap melaju di tengah gelombang karena mesin perahu dalam keadaan hidup. Anak
perempuan Roma yang sedang tertidur di atas perahu pun ikut terbawa.
"Bapaknya berusaha mengejar dengan cara berenang tapi
nggak bisa (tidak terkejar), tetap kapal ini jalan terus," sambung
Febrianto.
Setelah berjam-jam terombang-ambing di lautan, Roma kemudian
ditolong oleh kapal yang melintas. Roma bersama kapal yang menolongnya kemudian
berusaha mengejar perahu yang ditumpangi putrinya itu.
"Setelah dievakuasi, ini kapal jolloro (milik Roma)
masih kelihatan mereka berusaha mengejar," katanya.
Namun harapan Roma untuk mengejar perahu bersama putrinya
kembali pupus setelah ada gelombang laut setinggi 4,5 meter. Perahu yang
membawa putrinya pun tidak terkejar.
"Saat itu gelombang 3-4,5 meter dan kapal yang evakuasi
bapaknya ini muat es balok, muatan terlalu berat sehingga tidak bisa jangkau
perahunya ini," kata Febrianto.
"Dan (kapal yang menolong Roma) sempat hampir dibalik
dengan gelombang makanya kapal putuskan evakuasi bapaknya ke Pulau Latondu.
Sampai sekarang sudah nggak ada infonya itu perahu jolloro-nya dan anaknya itu
atas nama Najwa (belum ditemukan)," imbuh Febrianto.
Menurut Febrianto, Basarnas Selayar baru menerima laporan
peristiwa ini pada Jumat (2/4) siang atau sehari setelah kejadian. Tapi upaya
pencarian tetap dilakukan meski sejauh ini belum berhasil karena faktor cuaca
buruk.
"Kami terima laporan dan anggota juga sudah berusaha
menuju ke Latondu, kami rencana melakukan penyisiran langsung dari LKK-nya
(lokasi kejadian). Tetapi karena kondisi cuaca sehingga kami tidak bisa tembus
ke sana. Sampai hari ini anggota dihantam gelombang 2 meter sampai 3 meter dan
saya tidak berani paksakan juga. Jangan sampai saya paksakan ada apa-apanya
anggota kan," jelasnya. [qnt]