WahanaNews.co | Polrestabes
Surabaya akhirnya mencokok ES, pemilik restoran abal-abal di Surabaya. Dia ditangkap
pada Selasa (15/6/2021). Penangkapan itu dilakukan setelah korban yang
dirugikan menyampaikan laporannya ke polisi, lantaran tidak ada kesesuaian
antara makanan yang dipesan dengan yang diterima.
Baca Juga:
Makan Tiramisu Mengandung Susu, Wanita Ini Tewas Gegara Alergi
Kanit Resmob Polrestabes Surabaya Iptu Arief Ryzki Wicaksana
mengatakan, ES sudah ditetapkan sebagai tersangka. Diduga, ES merupakan dalang
di balik restoran abal-abal itu.
Dia memiliki sekitar 30 nama restoran yang tersebar di
berbagai titik di Surabaya dan Sidoarjo. Tersangka sudah menjalankan bisnis
restoran abal-abal sejak tahun 2019.
Dalam menjalankan aksinya ini, ES mengontrak rumah-rumah di
beberapa daerah yang kemudian diubah menjadi dapur.
Baca Juga:
Kepala Bappenda Toba Minta kesadaran Pemilik Hotel dan Restoran Patuh Bayar Pajak
"Tersangka menggunakan konsep cloud kitchen. Yakni warung
yang hanya menyediakan pesan antar secara online. Namun, makanan yang diantar
ke konsumen berbeda dengan makanan yang ditawarkan dalam aplikasi," katanya di
Mapolrestabes Surabaya, Jumat (18/6/2021).
Dia menambahkan, masing-masing restoran mempunyai belasan
akun merchant di layanan pesan antar makanan dalam aplikasi ojek online.
ES itu menipu para pelanggan dengan memasang foto yang tidak
sesuai dengan kenyataan makanan yang dikirimkan.
ES menggunakan nama-nama restoran terkenal untuk menarik
pembeli. ES dijerat UU Perlindungan Konsumen Pasal 62 Juncto 8. Ancaman
hukumannya 5 tahun dan denda Rp2 miliar. "Saat ini tersangka sudah kami tahan,"
ujarnya.
Sementara itu, ES mengaku, dia membuka restoran abal-abal
itu sejak 2019. Selama beroperasi dia mendapatkan keuntungan sebesar Rp5 juta
setiap bulan.
Dalam menjalankan bisnisnya ini, ES tidak sendirian, namun
ada beberapa pegawai. "Saya minta orang untuk mendaftarkan nama-nama restoran
ke aplikasi online," kata ES sembari tertunduk.
Sebelumnya, sebuah video viral dari seorang warga Surabaya
yang mengaku menjadi korban dugaan penipuan restoran bodong di aplikasi pesan
antar makanan. Dalam video tersebut korban menyatakan sedang memesan makanan di
aplikasi.
Namun, pesanan itu tidak sesuai dengan menu yang ada di
aplikasi. Dalam video itu dia bahkan memperlihatkan kondisi restoran yang
mengatasnamakan tempatnya sebagai restoran terkenal. [dhn]