WAHANANEWS.CO, Bogor - Pemerintah Kabupaten Bogor terus memperkuat peran posyandu sebagai garda terdepan dalam menyediakan layanan dasar bagi masyarakat.
Komitmen ini kembali disampaikan oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Kabupaten Bogor dalam Rapat Koordinasi Percepatan Transformasi Posyandu 6 Standar Pelayanan Minimal (SPM).
Baca Juga:
Pemkab Bogor Dorong Penguatan Desa, Menteri Yandri Apresiasi Kenaikan Dana Desa 2026
Kegiatan rakor yang berlangsung di Hotel Horison Ultima Sayaga, Cibinong, pada Rabu (10/12/2025) tersebut diikuti oleh perwakilan perangkat daerah serta Ketua TP Posyandu dari seluruh kecamatan di Kabupaten Bogor.
Pertemuan ini menjadi ruang konsolidasi sekaligus evaluasi untuk mendorong posyandu semakin adaptif terhadap perkembangan kebutuhan masyarakat.
Rakor ini juga dimanfaatkan Pemkab Bogor sebagai momentum untuk menyelaraskan langkah transformasi posyandu.
Baca Juga:
Pemkab Bogor Perkuat Profesionalisme Tenaga Kesehatan pada Peringatan HKN ke-61
Pemerintah daerah menargetkan posyandu di setiap kecamatan menjadi pusat layanan dasar yang lebih modern, responsif, serta terintegrasi dengan berbagai sektor pembangunan lainnya.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Aspemkesra) Kabupaten Bogor, Zaenal Ashari, mengungkapkan bahwa posyandu saat ini telah mengalami perubahan besar dalam peran maupun cakupan layanannya.
Menurutnya, posyandu tidak lagi hanya memberikan layanan penimbangan balita dan penyuluhan kesehatan, tetapi kini berkembang menjadi pusat informasi dan pelayanan masyarakat yang memiliki fungsi lebih luas.
“Posyandu telah berubah, tugas dan fungsinya semakin kompleks. Karena itu, keberadaan kader Posyandu menjadi sangat strategis dalam keberhasilan pelayanan masyarakat di setiap kecamatan,” ujarnya.
Zaenal tak menampik bahwa rekrutmen kader posyandu masih menjadi tantangan tersendiri di lapangan.
Walaupun pemerintah sudah menyediakan insentif, mencari kader yang memiliki komitmen pengabdian jangka panjang tetap memerlukan upaya dan pendekatan khusus.
Ia pun mengajak para camat untuk lebih aktif menjalin komunikasi dengan calon kader di wilayah masing-masing.
“Seringkali calon kader itu hanya menunggu untuk didatangi. Pendekatan personal penting dilakukan. Sekarang sudah ada insentif, ini bisa menjadi pemicu tambahan untuk menarik minat masyarakat,” jelasnya.
Ia juga menggarisbawahi pentingnya sinergi antara camat dan kepala desa, terutama melibatkan peran Ibu Kepala Desa.
Menurutnya, hubungan emosional yang baik mampu memperkuat dukungan terhadap kegiatan posyandu, termasuk dalam proses perekrutan dan pembinaan kader.
“Jalin kedekatan dengan Ibu Kepala Desa. Tidak selalu melalui pertemuan formal, bisa lewat ngobrol santai, ngopi, atau makan bersama. Masyarakat desa bangga ketika dekat dengan camat, dan itu dapat mempermudah pembinaan posyandu,” ungkapnya.
Lebih jauh, Zaenal menjelaskan bahwa tugas posyandu kini juga merambah pada isu-isu sosial dan lingkungan di masyarakat, seperti pemantauan anak putus sekolah, kondisi lingkungan permukiman, hingga infrastruktur dasar desa.
Karena itu, kerja sama lintas sektor dianggap sangat penting, khususnya dengan puskesmas serta dinas teknis lain di tingkat kabupaten.
“Isu-isu strategis seperti stunting, DBD, hingga kesehatan ibu dan anak memerlukan peran aktif posyandu. Kader harus dibina secara rutin, dan camat perlu menggandeng puskesmas untuk memastikan pelayanan optimal,” katanya.
Ia menegaskan bahwa posyandu merupakan salah satu pilar utama dalam pelayanan dasar masyarakat.
Pemkab Bogor berkomitmen terus memperkuat keberadaan posyandu sebagai bentuk upaya meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan warga.
“Posyandu adalah ujung tombak. Dengan sinergi dan pembinaan berkelanjutan, saya yakin pelayanan dasar masyarakat akan semakin baik,” pungkasnya.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]