WahanaNews.co | Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Riau berkapasitas 275 megawatt (MW) yang berlokasi di Kawasan Industri Tenayan, Pekanbaru, Riau pada Kamis 12 Mei.
Pengoperasian pembangkit dipastikan akan memperkuat keandalan pasokan listrik di sistem Sumatera, khususnya sub-sistem Riau, sekaligus mendorong biaya pokok penyediaan (BPP) listrik lebih murah dan lebih bersih.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Arifin menyebut, berdiri di atas lahan seluas 9,1 hektar, PLTGU Riau masuk dalam Proyek Strategis Nasional.
"Dengan investasi sekitar 290 juta dolar AS, Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di proyek ini mencapai 34 persen serta mampu membuka lapangan kerja bagi sekitar 2.072 tenaga kerja Indonesia dan 47 warga negara asing," ujarnya saat meresmikan PLTGU Riau, dikutip Jumat (13/5/2022).
Selanjutnya, Arifin juga menekankan pentingnya harga energi yang terjangkau untuk kepentingan masyarakat dan industri.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Diketahui, harga jual tenaga listrik PLTGU Riau ini adalah 6,49 sen per kWh atau lebih rendah dari BPP setempat.
"Dengan harga energi listrik yang kompetitif akan memberikan dorongan invetasi masuk ke dalam negeri, ini yang penting. Untuk itu, jangan lupakan untuk selalu meningkatkan efisiensi dalam pengoperasian pembangkit " sambung Menteri ESDM.
Kapasitas listrik yang dihasilkan oleh PLTGU Riau ini dapat melistriki sekitar 360.000 pelanggan Rumah Tangga dengan daya 900 VA.
Tak hanya perkuat pasokan listrik, pembangunan PLTGU ini juga disebut lebih ramah lingkungan karena menghasilkan emisi yang lebih kecil.
Sebagaimana diketahui, Pemerintah fokus pada upaya transisi energi. Hal ini merupakan strategi panjang seluruh bangsa di dunia untuk menekan emisi Gas Rumah Kaca (GRK), dan mencapai Net Zero Emission (NZE), agar dapat meminimalisir perubahan iklim.
Untuk itu, saat ini gas dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai jembatan menuju 100 persen Energi Baru Terbarukan (EBT).
Menurut Arifin, Indonesia masih memiliki potensi gas yang cukup banyak sekaligus menjadi komoditi energi yang penting, terutama dalam mendukung proses transisi energi.
"Emisi yang dikeluarkan dari sumber energi fosil, antara lain batubara, emisi buangnya itu dua kali lipat dibandingkan dengan gas," jelas Menteri ESDM.
Dengan beroperasinya PLTGU Riau, daya mampu sistem kelistrikan Sumatera akan meningkat menjadi 7.266 MW dengan beban puncak mencapai 6.823 MW, sehingga cadangan sistem kelistrikan Sumatera menjadi 443 MW.
PLTGU Riau sendiri dikembangkan oleh PT Medco Racth Power Riau, anak usaha patungan antara PT Medco Power Indonesia bersama RATCH Group Public Company Limited.
"Harus diupayakan, harus bisa menciptakan demand-demand baru agar kita bisa memenuhi kapasitas nasional seoptimum mungkin. Sehingga utilisasinya bisa maksimum," pungkas Arifin. [Tio]