WahanaNews.co, Tapsel - Program penangkar benih padi unggul bersertifikat di Kecamatan Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan, mengantarkan PT Agincourt Resources (PTAR), meraih penghargaan Subroto 2023, Bidang PPM Mineral Terinovatif, Kategori Logam Sub Kategori Bidang Peningkatan Pendapatan Riil dan Pekerjaan.
Penghargaan Subroto sendiri merupakan penghargaan tertinggi yang diberikan Kementerian ESDM, kepada para pemangku kepentingan yang telah melakukan kinerja terbaik dalam memajukan sektor ESDM di Indonesia.
Baca Juga:
Rehabilitasi Lahan Pasca Tambang, PTAR Tanam Ribuan Pohon dan Perluas Nursery
Wakil Presiden Direktur PT Agincourt Resources, Ruli Tanio, menyampaikan ucapan syukur dan terima kasih atas penghargaan yang diberikan Kementerian ESDM kepada PTAR. Ia menyebutkan, perusahaan memiliki berbagai program PPM, termasuk program penangkar benih padi bersertifikat, yang secara nyata telah berkontribusi pada program pemerintah dan Sustainable Development Goals (SDGs).
“Dalam menjalankan program PPM, kami tentu melihat pada kebutuhan masyarakat, serta berupaya menciptakan lapangan pekerjaan berbasis potensi lokal, untuk peningkatan pendapatan dan penurunan tingkat pengangguran usia produktif di wilayah lingkar tambang," kata Ruli, Rabu (4/10/2023).
Sementara itu, Senior Manager Community PTAR, Christine Pepah mengisahkan, program penangkar benih padi unggul bersertifikat di Batangtoru yang dimulai sejak tahun 2016, berawal dari Kelompok Tani Permata Hijau di Desa Sipenggeng. Hingga tahun 2023 telah melibatkan 43 petani di enam desa.
Baca Juga:
Mengembalikan Cahaya pada Mata dengan Operasi Katarak Gratis oleh Tambang Emas Martabe
"Dari 15 hektar areal tanam, hasil produksi mencapai 37 ton. Untuk total pembelian gabah dari petani penangkar mencapai Rp 203 juta. Sedangkan total penjualan benih bersertifikat unggul mencapai Rp 263 juta," ujar Christine.
Dituturkannya, proses panjang tersebut tercapai berkat kerja sama dan kerja keras semua pihak dan pemangku kepentingan, yang berperan aktif dalam program, yang diharapkan dapat menjadi model kemandirian ekonomi melalui pendekatan klaster pertanian, sehingga menjadi rujukan pembelajaran di Kabupaten Tapanuli Selatan.
"Program ini juga telah menciptakan aktor-aktor pertanian andal dan kompeten, dalam meningkatkan
perekonomian desa, melalui pengaktifan klaster-klaster produktif berbasis potensi desa,” tutup Christine.
[Redaktur : Alpredo Gultom]