WahanaNews.co | Pusat
Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) minta masyarakat untuk
berhati-hati dan mewaspadai potensi bahaya erupsi Gunung Semeru yang memiliki
ketinggian 3.676 mdpl di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
"Potensi ancaman bahaya erupsi Gunung Semeru berupa
lontaran batuan pijar di sekitar puncak, sedangkan material lontaran berukuran
abu dapat tersebar lebih jauh tergantung arah dan kecepatan angin," kata
Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM Hendra
Gunawan saat dihubungi dari Lumajang, Sabtu (16/1) malam.
Baca Juga:
Sebar Foto Bawa Sajam, Anggota Gengster Tangkis Balik di Jombang Dibekuk
Dia menjelaskan potensi ancaman bahaya lainnya berupa awan
panas guguran dan guguran batuan dari kubah/ujung lidah lava ke sektor tenggara
dan selatan dari puncak.
"Jika terjadi hujan dapat terjadi lahar dingin (lahar
hujan, red.) di sepanjang aliran sungai yang berhulu di daerah puncak Gunung
Semeru, sehingga harus diwaspadai," tuturnya.
Saat ini, lanjut dia, arah luncuran awan panas dan guguran
mencapai jarak luncur maksimum empat kilometer ke sektor tenggara dan selatan
dari puncak. Selain itu dapat terjadi lahar di sepanjang aliran sungai yang
berhulu di daerah puncak.
Baca Juga:
Sejumlah Jembatan Putus dan 3 Orang Tewas Akibat Terjangan Lahar Semeru
Ia menjelaskan PVMBG memberikan rekomendasi batas aman
kepada masyarakat yang berada di lereng Gunung Semeru yakni dalam status level
II (Waspada) agar masyarakat tidak beraktivitas dalam radius satu kilometer
dari kawah/puncak Gunung Semeru dan jarak empat kilometer arah bukaan kawah di
sektor selatan-tenggara.
"Masyarakat juga diminta mewaspadai awan panas guguran,
guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di
puncak Gunung Semeru. Radius dan jarak rekomendasi itu akan dievaluasi terus
untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya," katanya.
Gunung Semeru yang merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa
itu memiliki tipe strato dengan kubah lava, dengan puncak tertinggi Mahameru.
Letusan gunung yang memiliki ketinggian 3.676 mdpl itu
umumnya bertipe vulkanian dan strombolian, berupa penghancuran kubah/lidah
lava, serta pembentukan kubah lava/lidah lava baru.
Penghancuran kubah/lidah lava mengakibatkan pembentukan awan
panas guguran yang merupakan karakteristik dari Gunung Semeru.
Gunung Semeru kembali erupsi dan meluncurkan awan panas
guguran dengan jarak luncur empat kilometer ke arah Besuk Kobokan pada Sabtu,
pukul 17.24 WIB dan aktivitas guguran lava juga terjadi dengan jarak luncur
antara 500-1.000 meter dari Kawah Jongring Seloko ke arah Besuk Kobokan. [qnt]