WahanaNews.co | Masyarakat Kota Padang dihebohkan oleh video yang diunggah akun Instagram @cintasatwariau soal keberadaan anjing potong di Belakang Asrama Haji.
Pada video yang diunggah itu terlihat puluhan anjing yang ditempatkan dalam kandang yang sempit.
Baca Juga:
Tim Evaluasi Sertifikasi Kemendag dan LSPro-PPMB Tinjau Pasar Tanah Kongsi
Akun tersebut menulis puluhan ekor anjing itu berada di belakang Asrama Haji Kota Padang.
Tak hanya itu, akun @cintasatwariau menyebut anjing itu merupakan hasil curian.
"Penampungan anjing (diduga curian) terbesar di Pulau Sumatera untuk dipotong di Kota Padang. Selanjutnya disalurkan di provinsi tetangga seperti Riau dan Sumatera Utara," tulis pengunggah.
Baca Juga:
Andree Algamar: Satgas Perizinan Berusaha Dukung Investasi di Padang
Dalam video terdengar perekam mempertanyakan apakah ada pengecekan kesehatan terhadap anjing sebelum dipotong.
Unggahan ini pun dikomentari oleh akun @manggala_laundy bahwa di belakang rumahnya itu ada yang berjualan sup anjing dan sudah pernah dilaporkan ke polisi, tetapi bebas.
"Bau anjing panggangnya sangat meresahkan, kalau yang tidak biasa mencium bau pasti akan muntah," tulis akun manggala_laundry.
Kepala Dinas Pertanian Kota Padang, Syahrial Kamat, membenarkan hal itu.
"Memang benar ada masyarakat yang mengumpulkan anjing yang bisa disembelih untuk daerah lain, seperti di Kota Medan, jadi dia hanya sebagai pengumpul. Tempatnya juga bukan dijadikan rumah potong, hanya dijadikan lokasi pengumpul," kata Syahrial Kamat.
Dinas Pertanian Kota Padang juga membantu warga tersebut untuk mengecek kesehatan hewan itu, apakah rabies atau tidak.
Pengecekan itu dilakukan karena sudah tugas dari Dinas Pertanian Kota Padang.
"Kami dari Dinas Pertanian Kota Padang hanya membantu untuk melakukan pengecekan. Jika ada rabies, maka akan disuntik. Jika sehat akan dikirim ke Medan," ucapnya.
Soal izin, Syahrial Kamat mengaku tidak mengetahui hal itu.
Dinas Pertanian Kota Padang hanya memantau kesehatan hewan tersebut.
"Hanya itu kewenangan kami," ujarnya.
Syahrial Kamat mengetahui ada seorang warga di kawasan Tabing yang menjadi pengepul anjing potong.
Namun, dia tidak mengetahui dari mana asal anjing tersebut.
"Pengepulnya ada satu Tabing, ia sering meminta bantuan kepada kami untuk pengecekan. Mungkin ada sekitar 50 ekor per bulan. Terkait asal anjing itu, saya tidak mengetahui, dicuri atau dibeli," terangnya.
Dia mengimbau jika ada masyarakat yang kehilangan anjing, maka bisa dilaporkan ke pihak yang berwajib. [gun]