WahanaNews.co | Aparat Pemerintah Kabupaten Garut kini memantau ketat kawasan pantai selatan. Pasalnya, lokasi ini kerap dijadikan titik pemberangkatan imigran gelap dengan tujuan Australia.
Mereka bekerja sama dengan Kantor Imigrasi Tasikmalaya untuk mengawasi setiap pergerakan para warga asing.
Baca Juga:
Geger Kasus Mutilasi di Garut, Polisi Tetapkan Satu Tersangka
"Langkah ini kita ambil karena ada kemungkinan imigran gelap seperti warga negara Afghanistan yang ingin mencari suaka ke negara lain karena kondisi konflik di negaranya. Salah satu negara tujuannya adalah Australia biasanya. Dan biasanya, dari beberapa kejadian, untuk ke Australia ini melalui pantai selatan Jawa Barat, dan yang paling dekat dengan pulau terluar Australia adalah dari perairan Garut," kata Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Garut Wahyudijaya, Senin (13/9).
Wahyu menjelaskan, para imigran yang berangkat dari Garut hanya membutuhkan waktu sekitar 15 jam untuk bisa sampai ke pulau terluar Australia. Biasanya, para imigran mengarungi Samudra Hindia menggunakan kapal-kapal nelayan.
Ia mengungkapkan, pihaknya tidak hanya fokus kepada warga negara Afghanistan, namun juga warga negara lainnya yang datang secara ilegal ke Indonesia.
Baca Juga:
Tragedi Mengerikan: Kronologi ODGJ Mutilasi ODGJ di Depan Umum
"Kita belajar dari pengalaman, karena Garut ini selalu menjadi daerah persinggahan sebelum ke Australia," ungkapnya.
Langkah antisipasi yang dilakukan Pemkab Garut di antaranya dengan melibatkan pemerintah di tingkat kecamatan hingga desa. Mereka diminta untuk aktif melakukan pemeriksaan warga negara asing yang ada di wilayahnya.
Pemkab Garut pun sudah melakukan pemetaan lokasi yang paling rawan menjadi tempat singgah para imigran gelap. "Kami sudah koordinasi dengan forum pimpinan kecamatan di selatan Garut," sebutnya.
Kewajiban pemerintah daerah dan instansi terkait, menurutnya, hanya melakukan pendataan dan mengamankan manakala menemukan ada imigran gelap di Kabupaten Garut. Untuk tindak lanjutnya akan ditangani kantor keimigrasian setempat.
"Kami hanya fokus mengawasi di pantai selatan karena di sana banyak dermaga-dermaga sebagai pintu masuk awal mereka. Regulasinya ada di kantor imigrasi sebagai eksekutor," tutup Wahyu. [rin]