WahanaNews.co | Lebih dari 300.000 sekolah di seluruh Indonesia telah mendaftar implementasi Kurikulum Merdeka untuk tahun ajaran 2023-2024.
Sejumlah satuan pendidikan tingkat sekolah dasar telah merasakan dampak positif dari implementasi Kurikulum Merdeka, yang diterapkan secara bertahap sejak tahun ajaran 2021-2022.
Baca Juga:
Kemendikbudristek: Kurikulum Merdeka Siap Jadi Kurikulum Nasional pada 2024
Berkat penerapan Kurikulum Merdeka, kegiatan belajar-mengajar di ruang kelas semakin atraktif sehingga mendorong minat belajar peserta didik semakin tinggi.
Kepala Sekolah Dasar Kemala Bhayangkari 01 Balikpapan, Baharudin mengatakan, Kurikulum Merdeka memiliki perbedaan dengan Kurikulum 2013.
Menurut Baharudin, Kurikulum Merdeka memiliki keunggulan, yakni menyesuaikan dengan perkembangan zaman.
Kurikulum Merdeka memberikan ruang yang lebih luas bagi pendidik dan peserta didik untuk berkolaborasi dalam merancang pembelajaran mulai dari perencanaan hingga hasil yang ingin dicapai bersama.
Baca Juga:
Mengenal Kurikulum Pendidikan Indonesia dari Masa ke Masa
“Berkat impelementasi Kurikulum Merdeka, anak menjadi senang, guru menjadi tenang, dan orang tua menjadi bahagia sesuai dengan motto sekolah,” ujar Baharudin.
"Kenapa anak-anak senang? Karena mereka dilibatkan dari mulai perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan tahap asesmen yang dahulu tidak seperti itu,” imbuh Baharudin dalam keterangannya belum lama ini di Jakarta.
Baharudin mengatakan, inti dari implementasi Kurikulum Merdeka adalah agar pembelajaran disesuaikan dengan tingkat kompetensi peserta didik di setiap kelasnya.
Dalam setahun terakhir ini, para guru juga memiliki rapor masing-masing untuk mengetahui progres dari implementasi Kurikulum Merdeka.
“Jadi Kurikulum Merdeka dirancang sedemikian rupa agar anak-anak lebih nyaman ketika belajar. Kemudian tidak dipaksa buru-buru untuk menguasai suatu pelajaran,” kata Baharudin.
Dampak positif dari implementasi Kurikulum Merdeka juga disampaikan Kepala SDN Mampang Prapatan 02 Pagi, Yeyet Husnawati.
Yeyet menjelaskan, sekolahnya sudah menerapkan Kurikulum Merdeka sejak tahun ajaran 2022-2023.
Berkat implementasi Kurikulum Merdeka, guru dan peserta didik fokus kepada materi esensial dan capaian pembelajaran yang ditetapkan bersama.
Sebelum menggunakan Kurikulum Merdeka, para guru lebih mengejar pada penyelesaian materi dalam satu semester ataupun satu tahun pembelajaran.
"Dengan capaian pembelajaran, dari segi waktu penuntasan pembelajaran itu panjang, guru bisa eksplore dan siswa lebih bisa mendalami pembelajaran secara lebih bermakna,” kata Yeyet.
Keunggulan lainnya dari Kurikulum Merdeka adalah Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
Melalui program tersebut, satuan pendidikan dan guru bisa menanamkan karakter yang baik bagi peserta didik secara berkelanjutan.
“Pada kurikulum sebelumnya penanaman karakter hanya kita lakukan melalui pembiasaan saja. Tetapi saya lihat anak-anak sangat menyukai kegiatan ini karena pembelajaran bisa di dalam kelas maupun di luar kelas,” jelas Yeyet.
Pengamat pendidikan dari Universitas Gadjah Mada, Budi Santoso mengatakan, keunggulan Kurikulum Merdeka terdapat pada relaksasi mata pelajaran.
Keleluasaan yang diberikan bagi satuan pendidikan dalam menyusun materi pembelajaran di sekolah dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kearifan lokal pada masing-masing daerah.
“Dengan relaksasi ini, gurunya jadi lebih kreatif daripada dulu yang materinya seragam seluruh Indonesia. Mereka dapat mengambil pembahasan masalah dari hal-hal lokal, budaya lokal, kearifan lokal, dan mungkin juga bisa kerja sama dengan UMKM yang ada untuk belajar kewirausahaan,” jelas Budi.
Budi melanjutkan, dengan memasukkan permasalahan di lingkungan sekitar dalam pembelajaran, para siswa diharapkan menjadi lebih senang ketika belajar sehingga tertarik mempelajari dan mencintai daerahnya.
Sekolah harus memahami apa yang dibutuhkan di daerahnya saat ini dan mendatang dalam menyusun Kurikulum Merdeka ini.
"Saya pernah ketemu dengan siswa SMP Negeri 5 Yogyakarta mereka senang karena dapat mengembangkan kreativitasnya,” tutupnya.
[Redaktur: Zahara Sitio]