WahanaNews.co | Sebanyak 6.877 anak tidak sekolah di Kabupaten Sorong Selatan (Sorsel), Provinsi Papua Barat Daya membutuhkan perhatian dan penanganan serius dari pemerintah setempat.
“Hasil ini diperoleh setelah tim peneliti dari Unipa di Kabupaten Sorong Selatan beberapa waktu lalu," ujar Akademisi Universitas Papua (Unipa) Agus Irianto Sumule dalam focus group discussion (FGD) seminar hasil penelitian partisipasi usia sekolah dan pengembangan model pendidikan di Kabupaten Sorong Selatan di Sorong, Rabu (20/9/2023).
Baca Juga:
Rehabilitasi Puluhan Gedung Sekolah di DKI Tahun 2024 Terancam Tidak Selesai
Ia menjelaskan jumlah 6.877 itu terdiri atas tingkat SD sebanyak 2.315 anak, SMP 3.322 dan SMA/SMK 1.240 anak, sehingga jika ditotal secara menyeluruh dari penduduk usia sekolah yang tidak bersekolah di Kabupaten Sorong Selatan sebanyak 6.877 anak.
Menurut dia, tim peneliti dari Unipa melakukan penelitian terhadap penduduk usia sekolah yang tidak bersekolah di Kabupaten Sorong Selatan dengan menggunakan teknik wawancara.
"Wawancara dilakukan dengan menggunakan 3 jenis kuisioner yaitu satuan pendidikan, partisipasi usia sekolah dan guru," jelasnya.
Baca Juga:
Polres Nias Ringkus 5 Orang Komplotan Pembobol Sekolah, 3 di Antaranya Anak Bawah Umur
Ia menjelaskan wawancara dilakukan di 15 distrik dan 120 kampung serta 2 kelurahan. Kemudian sebanyak 3.652 responden penduduk kampung, 206 satuan pendidikan dikunjungi dan 162 guru mengembalikan kuisioner.
“Data ini merupakan tantangan kita, khususnya pemerintah setempat bagaimana menyikapi ini dengan berbagai kebijakan strategis untuk mengatasi persoalan ini," ungkapnya.
Penelitian terhadap angka anak tidak sekolah, kata dia, merupakan sebuah upaya dari Unipa untuk membantu pemerintah setempat dalam mengambil kebijakan guna perbaikan kualitas pendidikan di Kabupaten Sorong Selatan.
"Tentang pendidikan, kita siap untuk membantu pemerintah," ujarnya.
Sementara itu, Bupati Sorong Selatan Samsudin Anggiluli menyampaikan apresiasi kepada tim peneliti dari Unipa yang telah melakukan tugas penelitian terhadap angka anak yang tidak bersekolah.
Karena, kata dia, anak-anak usia sekolah baik TK/PAUD, SD, SMP dan SMA merupakan anak-anak yang harus dipersiapkan dengan baik agar nantinya bisa bersaing menuju Indonesia emas di 2045.
“Kalau mereka tidak disiapkan dengan baik, maka mereka akan jadi ancaman untuk kita di Kabupaten Sorong Selatan, khususnya dan tanah Papua umumnya,” ucapnya.
Upaya konkret yang akan dilakukan Pemerintah Kabupaten Sorong Selatan, kata dia, adalah penerapan SPP gratis bagi anak Papua.
"Ini satu bentuk model pendidikan bagi anak Papua supaya bisa menikmati pendidikan sebagaimana mestinya," jelasnya.
Karena itu, kata Samsudin Anggiluli diharapkan dengan adanya upaya ini angka anak Papua tidak sekolah bisa terminimalisasi dan terakomodasi dengan baik sehingga kualitas pendidikan di Kabupaten Sorong Selatan menjadi lebih baik.
[Redaktur: Zahara Sitio]