WahanaNews.co | Siswa Sekolah Dasar (SD) St. Matthew’s School tampil memukau di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) London pada Kamis, 25 Mei 2023.
Mereka membawakan cerita khas Indonesia yang dikemas dengan unsur kesenian, seperti wayang, gamelan, dan cerita rakyat.
Selama sekitar satu jam, murid kelas 6 SD tersebut menampilkan cerita yang diadaptasi dari legenda Roro Jonggrang.
Baca Juga:
Manchester United Juara Piala FA Usai Kalahkan Manchester City 2-1
Program diplomasi seni dan budaya Indonesia Goes to School dengan memanfaatkan permainan gamelan dan wayang makin diminati sekolah-sekolah di London.
Kegiatan ini bertujuan mempromosikan nilai budaya Indonesia ke sekolah-sekolah di London. Hal ini berguna untuk memperkenalkan seni dan budaya Indonesia dan mengintegrasikan ragam muatan edukatif.
Selain itu, alur cerita yang menarik dalam pertunjukan mengandung muatan pembelajaran yang menggabungkan unsur sains, geografi, bahasa, sejarah, dan ecotourism.
Aris Daryano, diaspora dan pelaku budaya Indonesia di London, berjasa menelurkan gagasan education based people-to-people diplomacy ini.
Berkat kreativitas dan ketekunannya, Aris berpengalaman mengajarkan gamelan dan wayang untuk masyarakat dari berbagai usia di Inggris.
Murid juga diajak membuat prakarya dari kertas yang menampilkan beberapa tokoh wayang dalam cerita, seperti tokoh hewan mitologi Nusantara.
“Pihak sekolah sangat mengapresiasi inisiatif ini karena konten pembelajaran gamelan dan wayang selaras dengan kurikulum kami,” kata Holly Schow yang juga guru kelas dalam keteranngan tertulis, Jumat, 2 Juni 2023.
Dalam proyek ini, murid berkesempatan belajar beberapa konsep yang relevan dengan mata pelajaran mereka.
Baca Juga:
Nenek di Inggris Diselidiki Gara-gara Sering Menang Lotre
Seperti desain dan teknologi melalui pembuatan wayang dari kertas, sains melalui pengaturan cahaya dan bayangan pada layar, storytelling melalui cerita rakyat nusantara, geografi, musik, drama, dan seni rupa.
Aris menyebut proyek ini juga dapat membangun kesadaran berbudaya (cultural awareness) sebagai modal menjadi masyarakat dunia (global citizen) di kemudian hari. Dia menyebut gamelan diterima sangat baik oleh murid, guru, dan orang tua.
"Anak-anak begitu antusias saat pertama kali melihat perangkat gamelan. Semoga kegiatan serupa dapat terus dilaksanakan dan semakin banyak sekolah dan murid yang dapat berpartisipasi,” harap Aris.
Guru dan orang tua murid yang hadir pada kesempatan ini mengaku senang sekaligus bangga menyaksikan kebolehan anak-anak mereka. Padahal, anak-anak ini hanya berlatih lima hari, itupun tidak sampai 2 jam perhari.
"Namun mereka mampu mementaskannya dengan baik dan menyerap wawasan tentang Indonesia dengan cepat,” jelas Aris.
Salah satu murid, Skylah, menyampaikan pengalamannya.
“Belajar gamelan membuatku tahu lebih banyak tentang Indonesia,” katanya.
Sementara itu, murid lainnya, Thomas, mengaku menyenangi gamelan karena keindahan suaranya.
“Aku sangat suka gamelan, suaranya menenangkan hati. Aku senang sekali bisa belajar bermain gamelan,” jelas Thomas.
Di akhir acara, orang tua sangat antusias berinteraksi dengan murid dan pengajar. Mereka menanyakan banyak hal terkait gamelan dan pengalaman anak-anak mengikuti proyek ini.
Program Indonesia Goes to School diharapkan membuat komunitas internasional di Inggris semakin mengenal seni dan budaya Indonesia yang bermuara pada citra positif Indonesia di mata masyarakat global.
Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI London, Khairul Munadi, menyebutkan pihaknya akan terus mendorong pengenalan seni dan budaya Indonesia ke sekolah-sekolah di Inggris dan Irlandia. Seperti mengenalkan wayang dan gamelan sebagai media pembelajaran interaktif.
“Semoga, ke depan program ini bisa menjangkau lebih banyak sekolah di seantero Inggris dan Irlandia,” tutup Khairul.
[Redaktur: Zahara Sitio]