WahanaNews.co | Fedik Abdul Rantam, seorang Peneliti Universitas Airlangga (Unair) membuat bangga Indonesia di kancah internasional karena dapat menjadi perwakilan Indonesia pada The 72th Lindau Nobel Laureate Meeting di Lindau, Jerman.
Lindau Nobel Laureate Meeting (LNLM) merupakan ajang bergengsi bagi peneliti dan ilmuwan di tingkat internasional. Fedik berhasil terpilih menjadi salah satu delegasi peneliti Indonesia.
Dia mengaku sangat bersyukur dan bangga lantaran. Sebab, setiap peneliti hanya memiliki kesempatan satu kali untuk hadir dan terlibat dalam gelaran tersebut.
Alhamdulillah saya bisa sharing bersama peneliti muda terbaik dari berbagai negara dan bisa berdiskusi langsung dengan penerima nobel. Selain itu, di sini juga kita para peneliti hanya mendapat satu kesempatan seumur hidup untuk bisa terlibat,” kata Fedik dikutip dari laman unair.ac.id, Kamis (29/6/2023).
Fedik mengungkapkan terpilih pada ajang itu bukan hal mudah. Pasalnya, terdapat berbagai kriteria khusus yang harus terpenuhi.
Pertama, peneliti harus mengikuti kurasi dan seleksi hingga dinyatakan lolos.
Baca Juga:
Keren! Peneliti Unair Kembangkan Terapi Stem Cell untuk Cegah Penuaan Dini
Selanjutnya, Kemendikbudristek akan menyerahkan keputusan akhir kepada Yayasan Lindau Nobel Laureate Meetings.
Pada kesempatan itu, Fedik memberikan presentasi bertajuk Indonesia in Overcoming Covid-19 Pandemic and Domestic Vaccine Development.
Dia menjelaskan cara Indonesia mengatasi pandemi Covid-19, salah satunya mengembangkan vaksin Merah Putih inisiasi peneliti Unair.
“Di sana saya mempresentasikan vaksin covid-19 yaitu karya anak bangsa yang Alhamdulillah mendapat respons baik dari peserta lain. Mereka tertarik dengan keunggulan vaksin kita dan juga bagaimana menentukan isolate sebagai unit seed vaccine,” kata Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Vaksin Unair itu.
Pakar Ilmu Virologi dan Imunologi Unair itu menyampaikan ia bersama tim tengah menyiapkan vaksin generasi kedua yaitu cocktail vaccine.
Baca Juga:
Pengawas Institut Sarinah Dikukuhkan Menjadi Guru Besar FEB Unair
Meski kini telah berstatus endemi, bukan berarti kasus penularan Covid-19 dapat diabaikan.
“Selain itu, saya juga menyampaikan bahwa saya dan tim sedang menyiapkan vaksin generasi kedua yaitu cocktail vaccine. Walaupun saat ini statusnya dianggap endemi, tetapi vaksinasi masih tetap diperlukan sebagai prevention dalam penyebaran Covid-19,” ujar dia.
Tahun ini, Indonesia melalui Kemendikbudristek berkesempatan menjadi mitra pada gelaran Lindau Nobel Laureate Meeting yang mengusung tema fisiologi dan kedokteran. Indonesia mengirimkan sejumlah peneliti berprestasi antara lain berasal dari Unair dan Universitas Gadjah Mada (UGM).
Peneliti itu bergabung dengan lebih dari 600 peneliti muda terpilih lainnya yang berasal dari seluruh dunia untuk bertatap muka dengan penerima Nobel Prize.
[Redaktur: Zahara Sitio]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.