WahanaNews.co | Kontingen Indonesia dalam SEA Games 2023 di Kamboja berhasil melampaui target dengan meraih 276 medali dengan rincian 87 emas, 80 perak, dan 109 perunggu.
Dibalik keberhasilan kontingen Indonesia menduduki posisi ketiga klasemen akhir perolehan medali, ada kontribusi mahasiswa, alumni, serta pelatih Universitas Negeri Surabaya (Unesa).
Unesa menyumbang 16 medali. 5 emas (cabor hockey indoor, renang sirip, sepak takraw, wushu dan triathlon), 5 perak (cabor renang sirip, aquathlon dan triathlon), dan 6 perunggu (cabor hockey outdoor, renang sirip, aquthlon dan triathlon).
“Sebagai bagian dari komitmen lembaga, kami memberikan apresiasi khusus kepada atlet. Mereka sudah memberikan yang terbaik untuk daerah dan negara. Selanjutnya, kita yang memberikan yang terbaik untuk mereka,” ungkap Dekan FIKK, Dwi Cahyo Kartiko, dikutip dari laman unesa.ac.id, Senin (22/05/2023).
Baca Juga:
Daftar Nama Pemain Timnas U-24 di Asian Games 2023
Berdasarkan data dari Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan (FIKK) Unesa, berikut perwakilan Unesa yang ikut dalam SEA Games 2023. Pada cabor Hockey Indoor, tim Indonesia turut diperkuat Ilham Wiranata Kusuma (S-1 Ilmu Keolahragaan, FIKK), Andrea Guntara Adivery Sandea (S-1 Ilmu Keolahragaan, FIKK).
Dan Muhammad Hendri Firdaus, S.Or (Alumni S-1 Ilmu Keolahragaan, FIKK), Ferdian Fathur Rahman, (Pendidikan Profesi Guru), dan Abdul Haq Habiburrohim sebagai asisten pelatih (alumni S-1 Ilmu Keolahragaan, FIKK) berhasil menyumbangkan emas.
Kemudian, dalam cabor Hockey Outdoor, tim Merah Putih yang juga diperkuat mahasiswa Unesa yaitu Andrea Guntara Adivery Sandea (S-1 Ilmu Keolahragaan, FIKK) berhasil menyabet medali perunggu.
Selanjutnya, pada cabor renang sirip atau finswimming, Muhammad Amirullah Alfarizi mahasiswa S-1 Pendidikan Bahasa Jepang memboyong tiga medali sekaligus yaitu dua perak dan satu perunggu masing-masing pada nomor 4x200m surface relay, 4x100m surface relay, dan 400m surface.
Masih pada cabor yang sama, Wahyu Anggoro Tamtomo, alumni S-1 Pendidikan Kepelatihan Olahraga, FIKK meraih medali emas.
Selain itu, pada cabor aquathlon, Dea Salsabila Putri, S-2 Pendidikan Olahraga mendapat dua medali sekaligus yaitu perak pada nomor aquathlon team relay dan perunggu pada nomor aquathlon sprint distance-woman.
Baca Juga:
Gubernur Beri 44 Atlet Jateng yang Bawa Pulang Medali Sea Games Kamboja 2023 Uang Saku
Dalam cabor triathlon, Salis Afandi, alumni FIKK yang menjadi asisten pelatih turut membantu Indonesia meraih 6 medali (1 emas; 2 perak; 3 perunggu).
Lalu, pada cabor sepak takraw, Abdul Muin dari S-1 Pendidikan Kepelatihan Olahraga, FIKK mendapatkan emas dan Muhammad Daffa yang dijuluki Golden Boy dari alumni S-1 Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK meraih medali emas dalam cabor wushu.
Atlet pemborong tiga medali sekaligus, Muhammad Amirullah Al Farizi, mengaku persaingan kompetisi olahraga sangat tinggi.
Terlebih, tantangannya banyak cabor unggulan Indonesia tidak dipertandingkan.
Hal itu membuatnya berlatih keras agar bisa meraih medali pada cabor yang diperkuatnya.
"Latihan harus rutin. Apalagi ada percepatan pendelegasian atlet kontingen Indonesia, latihan harusnya 8 bulan dipangkas menjadi 3 bulan saja. Saya baru masuk tim pertengahan Februari dan hanya 3 bulan waktu untuk latihan," jelas dia.
Amirullah mengungkapkan lawan terberat dalam cabor renang sirip atau finswimming yaitu peserta asal Vietnam. Sebab, mereka sering keluar sebagai juara dalam berbagai kompetisi.
"Vietnam memiliki atlet yang memang profesional pada bidang finswimming," kata dia.
Ada cerita tak terlupakan selama pertandinga. Celana yang baru Amirullah gunakan dalam kompetisi tiba-tiba robek saat turun ke kolam. Hal itu sempat membuatnya panik.
"Saya kan selalu bawa perlengkapan cadangan. Yang robek itu pakaian lomba yang baru saja saya beli. Nah, yang saya pakai buat ganti itu pakaian lama yang saya siapkan untuk cadangan," kata dia menambahkan.
Amirullah berharap, prestasinya bisa membanggakan orang tua, almamater, dan merah putih.
"Semoga ke depan, Indonesia semakin bisa menunjukkan kebolehannya di kancah Asia Tenggara bahkan dunia. Mudahan ke depan Indonesia bisa juara umum," harap dia.
Hal yang sama diungkapkan Daffa, si Golden Boy. Dia mengatakan emas merupakan prestasi puncak bagi seorang atlet dan dia sudah membuktikan itu berkali-kali.
Untuk meraih medali emas, dia harus latihan keras selama 5 bulan lamanya.
“Latihannya 3 bulan di Jakarta dan 2 bulan di Cina,” beber dia.
Dia sengaja latihan jauh sebab Sea Games merupakan ajang pembuktian untuk Indonesia di mata negara-negara Asia Tenggara.
"Bisa meraih emas merupakan suatu kebanggaan tersendiri tentu bagi saya, keluarga, almamater, dan negara Indonesia. Semoga ke depan Indonesia termasuk saya bisa mempertahankan prestasi dan bahkan bisa menjadi juara umum SEA Games," tutup Daffa.
[Redaktur: Zahara Sitio]