WahanaNews.co, Jakarta - Universitas Negeri Semarang (Unnes) mengungkapkan keprihatinannya atas dugaan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) yang terjadi dalam program Ferienjob di Jerman.
Kepala Divisi Humas Unnes, Rahmat Petuguran, mendorong agar kasus dugaan TPPO tersebut diproses sesuai dengan ketentuan undang-undang yang berlaku.
Baca Juga:
Thomas Muller Resmi Pensiun dari Tim Nasional Jerman Setelah 14 Tahun Berkarier
"Jika terjadi dugaan pelanggaran tersebut, Unnes mendukung agar penegakan hukum dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku," ungkapnya.
Unnes, sebagai salah satu perguruan tinggi yang mendaftarkan mahasiswanya dalam Program Ferienjob, telah menerapkan prinsip kehati-hatian.
"Pada bulan Maret-April 2023, Unnes telah mempelajari rekam jejak pelaksanaan program Ferienjob tahun sebelumnya," kata dia, melansir kompas.com, Sabtu (30/3/2024).
Baca Juga:
Euro 2024: Slovenia vs Serbia Berakhir Imbang 1-1
Berdasarkan tinjauan terhadap pelaksanaan tahun sebelumnya (tahun 2022), Unnes tidak menemukan masalah serius dalam penyelenggaraan program tersebut.
"Pada tanggal 29 September 2023, berdasarkan surat nomor T/3852/UN37/DI.01 perihal penyampaian informasi data mahasiswa yang akan mengikuti Ferienjob dan permohonan dukungan serta supervisi dari Duta Besar Luar Biasa RI di Jerman," ujarnya.
Hal tersebut sesuai dengan prosedur Unnes dalam pelaksanaan mobilitas internasional baik untuk mahasiswa maupun dosen agar KBRI dapat membantu memberikan monitoring.
"Kita juga berkoordinasi dengan orang tua calon peserta Ferienjob dengan menjadikan persetujuan dari orangtua atau wali mahasiswa sebagai syarat bagi mahasiswa untuk mengikuti program tersebut," paparnya.
Melihat kejanggalan
Sebanyak 27 mahasiswa Unnes mengikuti Program Ferienjob yang ada di Jerman. Lalu pada 20 Oktober 2023, Unnes mengikuti rapat dengan KBRI Berlin dan Dirjen Dikti berdasarkan undangan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Berlin nomor 160/DIK/10/2023/08/BIN.
"Undangan untuk membahas perkembangan dan permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan Ferienjob," imbuhnya.
Dia menjelaskan bahwa secara umum, permasalahan yang dibicarakan berkaitan dengan jenis pekerjaan dan beban kerja yang dianggap tidak sesuai dengan apa yang dijanjikan oleh agen CV Gen saat melakukan sosialisasi awal.
"Ikatan mahasiswa Unnes kembali ke Indonesia pada tanggal 31 Desember 2023 hingga 2 Januari 2024," ungkapnya.
Langkah ini diambil untuk memantau dan memastikan bahwa kondisi para mahasiswa yang mengikuti Program Ferienjob tetap baik.
"Mereka dalam keadaan sehat dan telah mendapatkan berbagai pengalaman," katanya.
Setelah mengetahui permasalahan tersebut, Unnes meminta para mahasiswa yang terlibat dalam Program Ferienjob untuk pulang ke Indonesia.
"Setelah mendapatkan laporan mengenai masalah yang dialami oleh mahasiswa, Unnes melakukan pembaruan data perusahaan, tempat tinggal, serta kondisi kesehatan mereka, dan meminta mereka untuk kembali ke Indonesia," jelasnya.
Beda Nasib dengan Udinus
Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) mengaku sempat mengirimkan 13 mahasiswanya mengikuti Ferienjob ke Jerman dengan periode Oktober - Desember 2023.
Kepala Humas Udinus, Nining Sekar mengatakan, mahasiswa Udinus yang mengikuti Ferienjob magang di perusahaan logistik di Bremen, Jerman.
"Mereka magang di perusahaan logistik di Bremen, Jerman," jelasnya saat dikonfirmasi kompas.com.
Dia menjelaskan, semua mahasiswa telah mengikuti program magang di Jerman dengan baik. Para mahasiswa kembali ke kampus Udinus dengan selamat.
"Dan mendapatkan banyak ilmu dari program magang tersebut," paparnya.
Saat ini, lanjutnya, para mahasiswa yang mengikuti magang di Jerman itu sedang menempuh skripsi sebagai salah satu syarat kelulusan.
"Program magang ini dikonversi menjadi 18 SKS," ujar dia.
Oleh karena itu, dia juga menyatakan keprihatinan atas jumlah yang signifikan dari mahasiswa yang berasal dari perguruan tinggi negeri (PTN) dan perguruan tinggi swasta (PTS) yang menghadapi masalah terkait program magang Ferienjob di Jerman.
"Udinus juga menyampaikan rasa prihatin," tambahnya.
Seperti yang diketahui, sebanyak 1.047 mahasiswa dari 33 universitas di Indonesia diduga menjadi korban eksploitasi kerja yang disamaratakan sebagai program magang di Jerman pada periode Oktober hingga Desember 2023.
Polisi telah menetapkan lima tersangka dalam kasus ini, yaitu SS (65), AJ (55), dan MZ (60) yang berada di Indonesia, sementara ER (39) dan AE (37) berada di Jerman.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]