WahanaNews.co | Heboh soal toilet gender netral di Sekolah Internasional, Dinas Pendidikan DKI akhirnya turun tangan.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui Dinas Pendidikan DKI langsung melakukan pengecekan terhadap kabar adanya toilet gender netral di sekolah Internasional itu.
Baca Juga:
Pemprov DKI Jakarta Buka 1.700 Formasi KKI untuk Guru Honorer Agustus 2024
Hasilnya, Dinas Pendidikan DKI Jakarta tidak menemukan adanya toilet gender netral itu.
"Semua sudah kasih data. Jadi satuan pendidikan kerja sama, kan SMP itu ada 59, SMA-nya ada 43. Semuanya clear hanya ada 2 jenis toilet atau jamban, yaitu untuk laki-laki dan perempuan," kata Plt Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Purwosusilo kepada media, Rabu (9/8/2023).
Purwosusilo mengatakan sekolah internasional di Ibu Kota tergabung dalam satuan pendidikan kerja sama (SPK).
Baca Juga:
Anggaran Tak Kunjung Cair, Dinas Pendidikan Kota Subulussalam Belum Laksanakan Kegiatan Peningkatan Mutu Guru 2023
Kata dia, sejauh ini masing-masing sekolah yang menjadi bagian dari SPK telah melaporkan sarana dan prasarana yang ada di gedung mereka.
Purwosusilo juga memastikan, pihaknya akan terus mengawasi dan memonitor kepada setiap-setiap sekolah yang ada di Ibu Kota.
"Nah untuk memastikan, maka kami kan pengawas itu rutin untuk memonitor ke sekolah," ungkapnya.
Oleh sebab itu, ia kembali mengingatkan kepada seluruh pihak sekolah agar menaati segala peraturan soal standar sarana dan prasarana yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007.
"Semua sekolah harus taat pada standar sarpras, berarti toilet hanya untuk laki-laki atau pria saja, yang satunya untuk perempuan atau wanita. Bedanya di mana? Bedanya perbandingan jumlah jamban dan jumlah luas atau ruang," tuturnya.
Sebelumnya, Presenter Daniel Mananta mengungkapkan rasa terkejut pada salah satu sekolah internasional di Indonesia yang dinilai cenderung menganut ajaran terbuka mengenai pergerakan sosial lesbian, gay, biseksual, transgender, dan queer (LGBTQ).
Daniel dibuat terkejut dengan pengelolaan sekolah yang nampak sudah membebaskan muridnya eksplorasi gender-nya sendiri. Hal itu terlihat dari dibentuknya toilet dengan tiga jenis gender berbeda.
"Nah, kemarin pas saya lagi ke sekolahan tersebut, saya datang ke resepsionisnya. Di situ sudah ada WC (terpisah) untuk boys and girls, sama gender neutral atau apa ya bilangnya di situ gender neutral. Dan saya cukup kaget," katanya.
Daniel yang terkejut pun kembali dibuat tercengang dengan pernyataan guru di sekolah tersebut.
Saat berbincang dengan guru itu, Daniel menilai sekolah tersebut sudah sangat bebas yang menurutnya tak cocok untuk anaknya yang berusia 10 tahun.
[Redaktur: Zahara Sitio]