WahanaNews.co | SMKN 3 Banjarmasin melakukan hal yang membanggakan dan bermanfaat. Mereka mengolah limbah menjadi produk pupuk organik.
SMKN 3 Banjarmasin memanfaatkan berbagai limbah, seperti sayuran, daun kering, dan cangkang telur.
Menurut Kepala SMKN 3 Banjarmasin, Mohamad Ali Muksin, pembuatan pupuk organik berawal dari limbah-limbah di lingkungan yang selama ini hanya dibiarkan berserakan.
Limbah apabila dibiarkan dapat menimbulkan pencemaran udara. Salah satunya busuk yang ditimbulkan akan mengganggu lingkungan tempat tinggal.
Baca Juga:
Walikota Bandung Tekankan Pentingnya Pendidikan untuk Hadirkan Generasi Amanah
“Pengolahan limbah alam menjadi produk lain ini tentunya akan berdampak pada lingkungan sekitar. Selain membuat jalan, kebun, ataupun halaman menjadi lebih bersih, dengan pemanfaatan ini juga ikut memelihara kelestarian lingkungan sehingga lingkungan tempat tinggal menjadi lebih nyaman,” tutur Ali dikutip dari laman Vokasi Kemdikbud, Kamis (27/04/2023).
Ali menuturkan pupuk merupakan salah satu kebutuhan masyarakat Indonesia. Sebab, Indonesia merupakan negara agraris di mana sebagian besar penduduknya merupakan petani.
Dunia pertanian tidak lepas dari media tanam dan pupuk.
Pupuk menjadi salah satu komoditas utama dalam dunia pertanian sehingga keberadaan pupuk menjadi kebutuhan vital yang dapat memengaruhi perkembangan tumbuhan.
Penggunaan pupuk organik dalam dunia pertanian memiliki berbagai manfaat.
“Pupuk organik memiliki peranan penting dalam dunia pertanian. Hal ini dikarenakan pupuk organik mampu meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah, memperbaiki struktur dan tekstur lapisan tanah sehingga dapat memperbaiki aerasi, drainase, absorpsi panas, meningkatkan daya serap tanah terhadap air, dan mengendalikan erosi tanah,” ucap Ali.
Ali mengungkapkan pembuatan pupuk diawali dengan proses pemotongan limbah yang kemudian dimasukkan dalam wadah.
Baca Juga:
Tingkatkan Kualiatas Pendidikan, PTAR Kucurkan Rp1,45 Miliar untuk Pembangunan Infrastruktur Sekolah
Dalam proses pembuatan pupuk organik, siswa SMKN 3 Banjarmasin menggunakan bahan lain, seperti EM4 dan gula yang dicairkan.
Penggunaan bahan tersebut dapat membantu mempercepat proses fermentasi. Pembuatan pupuk organik ini membutuhkan waktu sekitar 1-3 bulan tergantung limbah yang digunakan.
Biasanya, pupuk yang siap dipakai ditandai dengan munculnya jamur atau tidak ada lagi gelembung udara pada wadah fermentasi.
Setelah pupuk selesai dibuat kemudian pupuk-pupuk tersebut dikemas dalam wadah dan dipasarkan untuk masyarakat.
Pupuk organik dari SMKN 3 Banjarmasin dipatok mulai dari Rp13 ribu dan dapat dibeli di sekolah dan online melalui marketplace Banua Mall SMKN 3 Banjarmasin.
Salah satu konsumen pupuk organik SMKN 3 Banjarmasin, Didi, mengatakan pupuk organik buatan SMKN 3 Banjarmasin membantunya merawat tumbuhan.
Dia menyebut ada perbedaan jelas penggunaan pupuk kimia dan pupuk organik.
"Tanaman juga jadi lebih sehat dan kami dapat menghemat biaya pembelian pupuk karena pupuk organik buatan SMKN 3 Banjarmasin lebih terjangkau harganya,” ucap Didi. [Tio/Medcom]