“Indonesia juga dapat memenuhi kebutuhan SDM bidang perhotelan dan kapal pesiar melalui pendidikan vokasi, mulai dari pendidikan nonformal seperti kursus maupun politeknik maupun SMK,” jelas Wartanto.
Senada dengan itu, Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum PT Pelni, Rainoc, menyampaikan semangatnya terkait kerja sama ini.
Baca Juga:
Kemnaker: KKIN Upaya Dongkrak Kemampuan Para Instruktur Vokasi
Menurutnya, penandatanganan kerja sama dapat memenuhi kebutuhan SDM PT Pelni.
“Kerja sama ini tidak hanya memperkuat kolaborasi antara LKP dan industri, dalam hal ini Pelni. Namun, juga menjadi solusi bagi kami untuk mengatasi kebutuhan tenaga kerja kapal pesiar yang sangat tinggi di Pelni sehingga kami bisa selalu mendapatkan tenaga kerja dengan kompetensi yang sudah terjamin dari LKP saat membutuhkannya,” ucap Rainoc.
Rainoc juga menjelaskan bahwa sebagai bagian dari BUMN, PT Pelni berkomitmen untuk ikut serta memajukan dunia pendidikan di Indonesia serta memajukan pertumbuhan industri maritim dalam negeri yang diwujudkan dalam perjanjian kerja sama pada hari ini.
Baca Juga:
Sikapi Bonus Demografi, Menaker: Indonesia Harus Gerak Cepat
“Adapun ruang lingkup kolaborasi ini yaitu pemenuhan kebutuhan ABK P2 (anak buah kapal bagian hospitality) di Pelni melalui pemberian kesempatan bagi peserta didik lembaga-lembaga di bawah naungan FKPKPI untuk melakukan praktik kerja di atas kapal-kapal yang dioperasikan PT Pelni,” jelas Rainoc.
Ketua Umum FKPKPI, Theo George Gill, berharap kerja sama yang terjalin dapat memberikan dampak yang positif untuk bidang pendidikan perhotelan dan kapal pesiar di Indonesia.
“Kami ingin peserta didik di LKP bidang perhotelan dan kapal pesiar mendapatkan kompetensi yang sebenarnya melalui on job training (OJT) di Pelni. Hal ini menjadi terobosan baru karena belum pernah terealisasi sebelumnya,” beber Theo.