Sebelum menjabat sebagai presiden, Vignis aktif menjabat sebagai direktur perusahaan teater Reykjavik dan berpartisipasi dalam kelompok teater eksperimental dari tahun 1972 hingga 1980.
Pada tahun 1980, ia menjadi calon presiden Islandia dan terpilih dengan tipis, dengan 33,6 persen suara nasional.
Baca Juga:
4 Negara Paling Bahagia di Dunia
Vignis mengalahkan tiga kandidat laki-laki. Hebatnya, ia kemudian terpilih kembali tiga kali pada 1984, 1988, dan 1992 sebelum pensiun pada tahun 1996.
Dalam sistem tata negara Islandia, presiden merupakan kepala negara sementara perdana menteri adalah kepala pemerintahan.
Vignis mengambil peran aktif dalam mempromosikan negara sebagai duta budaya.
Baca Juga:
4 Negara Paling Bahagia di Dunia, Indonesia Urutan Berapa?
Kombinasi pesona dan penguasaan yang fasih dalam beberapa bahasa membuatnya sangat populer. Ia pun mendapatkan julukan "duta besar terbaik yang pernah dimiliki Islandia".
Setelah masa jabatannya sebagai presiden, Vignis menjadi pendiri sekaligus ketua dewan pemimpin wanita dunia (Council of Women World Leaders) pada tahun 1997.
Setahun kemudian ia menjabat sebagai presiden Komisi Dunia UNESCO tentang etika pengetahuan ilmiah dan teknologi.